SIARDAILY, Jakarta – TokoMall, platform marketplace non-fungible token (NFT) menghadirkan tampilan dan domain website baru, untuk mempermudah akses dan layanan edukasi kepada masyarakat mengenai tren NFT yang sedang naik daun.
“Sejak hadir Agustus tahun lalu, kami terus melakukan improvisasi secara berkala dan terbuka dengan feedback dari para pengguna atas platform kami. Awal tahun ini, kami hadir dengan tampilan dan domain website baru yang bisa diakses di www.tokomall.io,” kata Head of TokoMall, Thelvia Vennieta dikutip dari keterangan resminya, Senin 24 Januari 2022.
Baca juga: UU Pelindungan Data Pribadi Tak Ketuk Palu, Lemahkan Kredibilitas Negara
Non-fungible token atau NFT dan Metaverse menjadi perbincangan masyarakat, melihat data pencarian keywords “NFT” di Google Trend Indonesia, pada rentang waktu Januari 2021 – Januari 2022, terdapat kenaikan lebih dari 100 persen.
Fungsi NFT antara lain sebagai bukti kepemilikan berbentuk digital, dan untuk memilikinya pengguna menukarkan fungible token seperti ETH, BSC, BNB, ataupun TKO. Bentuk utilitas NFT juga bermacam-macam seperti akses play-to-earn game, collectible items, merchandising, ticketing, dan lainnya.
Di Indonesia, banyak proyek NFT berbasis komunitas, yang telah menarik perhatian dunia seperti Superlative Secret Society, Avarik Saga, Shark Outlaw Squad, Debbie Tea, dan lainnya. Indonesia juga memiliki platform NFT marketplace untuk mendukung ekosistem NFT yang lebih matang, salah satunya adalah TokoMall.
TokoMall melihat, NFT memiliki potensi besar karena ekosistem blockchain yang terus bertumbuh, hingga jumlah pelaku kreatif berbakat Indonesia yang sangat besar dan beragam.
Thelvia mengatakan, potensi yang besar itu harus diseimbangkan dengan edukasi yang tepat, untuk masyarakat yang tertarik dengan NFT sebagai kreator ataupun kolektor.
“Masih ada jarak antara awareness dan pemahaman, meskipun tren NFT ini meningkat di masyarakat. Hal ini menjadi tantangan buat kami, sebagai salah satu pelaku industri untuk memastikan edukasi ini tersampaikan secara baik dan tepat, dengan informasi yang kredibel tentunya,” ujarnya.
Tampilan baru itu akan hadir dalam beberapa fase. Pertama menyoroti fitur “Featured Partner” yang berisikan deretan official partner terkini dari TokoMall, “Kreator Unggulan” yang berisikan list kreator dengan nominal transaksi terbanyak di TokoMall, serta “Berita & Informasi” yang berisikan berita terkini terkait NFT dan blockchain di Indonesia maupun dunia.
Tampilan baru itu diharapkan bisa memudahkan navigasi para kolektor, yang ingin menjelajahi TokoMall dan menjadi nilai tambah bagi partner yang bekerja sama.
“Kini kami telah terintegrasi dengan WalletConnect dan Metamask, sehingga cukup masuk dengan wallet tersebut, siapapun sudah bisa melakukan transaksi di TokoMall. Transaksi NFT sepertiminting ataupun koleksi akan lebih terjangkau dengan biaya gas fee yang lebih murah,” tambah Thelvia.
TokoMall, seperti dilansir Antara, memiliki lebih dari 80 partner, lebih dari 9,000 kolektor, dan lebih dari 8,000 koleksi NFT. Setiap bulannya, TokoMall aktif menghadirkan kelas-kelas edukasi NFT, dengan komunitas dan kreator, yang diadakan di akun Youtube Tokocrypto maupun diskusi di channel Discord.
Popularitas NFT sendiri kini masih sangat terbatas dalam industri, hobi, seni, atau hiburan. Para pengguna dan penggemar, menganggap NFT sebagai era baru koleksi digital, agar mereka bisa mendukung artis, atlet, hingga musisi kesayangan, tanpa perantara pihak ketiga.
NFT juga memungkinkan kreator, seniman, atau musisi mendapat keuntungan langsung dari karyanya karena tak ada potongan pihak ketiga. Contohnya, potongan dari perusahaan rekaman, distributor, penerbit, dan lainnya.
Sejatinya, NFT sudah ada sejak 2014, dan saat ini menjadi populer untuk membeli dan menjual karya seni digital. NFT yang diyakini paling terkenal saat ini adalah karya seniman digital Mike Winklemann, yang lebih dikenal sebagai “Beeple”.
Dia membuat gabungan 5.000 gambar harian untuk menciptakan NFT paling terkenal saat itu yakni “EVERYDAYS: The First 5000 Days,” yang dijual di Christie’s for a record dengan harga 69,3 juta dolar (Rp991 miliar). (as9)
Baca juga: Tingkatkan Adopsi Layanan dan Talenta Digital, OVO Terbanyak Digunakan