Jakarta, SIARD – Pemerintah mengungkapkan salah satu instrumen penting dalam Indonesia menghadapi gejolak perekonomian global saat ini dan meningkatnya tensi perang tarif dagang yang sedang terjadi.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan salah satu instrumen utama dalam pengelolaan ekonomi, khususnya dari sisi makro.
Ia menambahkan, APBN menjadi andalan pemerintah saat menghadapi berbagai guncangan ekonomi. “Instrumen APBN merupakan salah satu instrumen di dalam pengelolaan ekonomi dan terutama dari sisi makro yang banyak sekali diandalkan pada saat menghadapi shock ataupun guncangan-guncangan,” ujarnya dalam acara Sarasehan Ekonomi bersama Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dengan tema ‘Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Nasional di Tengah Perang Tarif Dagang’, Selasa 8 April 2025.
Sri Mulyani juga menyampaikan berbagai program subsidi yang telah dilaksanakan merupakan salah satu wujud dari perlindungan APBN kepada masyarakat di tengah gejolak perekonomian global.
“Subsidi BBM, subsidi LPG 3kg, subsidi listrik, semuanya dari sisi volume mengalami kenaikan. Ini artinya, APBN bekerja untuk melindungi masyarakat agar mereka yang bebannya terasa dalam situasi saat ini mereka mendapatkan perlindungan dari APBN,” tambahnya.

Baca Juga: Efisiensi Anggaran Tak Pengaruhi Pembangunan Infrastruktur
Hingga akhir Maret 2025, postur APBN menunjukkan perbaikan yang signifikan. Kinerja penerimaan pajak pada Maret mengalami turn around pada angka positif 9,1. Belanja pemerintah juga tetap terjaga on track, sedangkan dari sisi pembiayaan defisit tetap terjaga sesuai dengan desain dalam UU No. 62 tahun 2024 yang sudah disetujui bersama DPR. yakni sebesar 2,53 persen.
Menkeu menambahkan, APBN adalah instrumen untuk membiayai banyak program-program penting pemerintahan Presiden Prabowo. APBN akan terus dikelola dengan baik, sehingga program-program yang sudah dicanangkan dapat dilaksanakan dengan profesional dan akuntabel, sehingga memberikan assurance kepada investor.
Pentingnya Kemandirian Ekonomi
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya kemandirian ekonomi nasional di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian.
Prabowo menyoroti kebijakan negara-negara besar yang menimbulkan gejolak ekonomi dunia dan berdampak pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Untuk itu, ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk kembali pada visi para pendiri bangsa, yaitu membangun kemandirian ekonomi dengan berdiri di atas kaki sendiri.
“Padahal sebenarnya, pendiri-pendiri bangsa kita dari sejak dahulu dan termasuk saya bertahun-tahun saya sudah ingatkan, mari kita bangun ekonomi kita dengan sasaran berdiri di atas kaki kita sendiri,” ujar Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo menjelaskan strategi pembangunan nasional yang tengah dijalankan oleh pemerintahannya bertumpu pada swasembada pangan, energi, air, dan industrialisasi, dengan semangat keberpihakan pada rakyat.
Prabowo menambahkan, seluruh strategi tersebut dirancang bukan sekadar slogan, melainkan berakar pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. “Dasar-dasar pemerintah yang saya pimpin, dasarnya adalah Pancasila dan UUD 1945. Bukan sebagai mantra, bukan sebagai slogan, bukan sebagai moto, sebagai dasar pemikiran,” ujarnya.
Menurut Prabowo, ekonomi Pancasila adalah ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dan keadilan sosial. Kepala Negara menegaskan bahwa ia menolak model ekonomi yang membiarkan rakyat kecil tertinggal.
“Perekonomian kita azasnya adalah kekeluargaan. Tidak boleh ada orang yang lapar di Republik yang merdeka 80 tahun. Tidak boleh ada keluarga yang tinggal di bawah jembatan. Ini menusuk rasa keadilan,” tambahnya.
Prabowo pun mengajak seluruh pihak untuk tetap optimis dan percaya pada kekuatan bangsa sendiri. “Saya bangga sekarang jadi Presiden Republik Indonesia. Kekayaan kita akan kita kuasai, akan kita kelola untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat,” tutur Presiden.
Sarasehan Ekonomi ini menjadi wadah strategis bagi pemerintah, dunia usaha, dan para ekonom untuk saling bertukar pandangan mengenai kondisi ekonomi Indonesia saat ini dan arah kebijakan ke depan. Dalam kesempatan tersebut, sejumlah menteri dan pimpinan lembaga memberikan paparan mengenai kondisi ekonomi nasional.
Turut hadir dalam acara tersebut adalah para pimpinan lembaga negara, para menteri kabinet Merah Putih, para ekonom dan para analis pasar keuangan, serta para pemangku kepentingan. (asp)
Baca Juga: Prabowo Pangkas Anggaran Belanja 2025 Rp306 Triliun