Kawasan industri Java Integrated Industrial and Ports Estate. (FOTO: JIIPE)
SIARDAILY, Jakarta – Ketersediaan lahan industri hingga saat ini terlihat tetap konsisten, terutama mengarah ke wilayah timur, meliputi Karawang dan meluas hingga Purwakarta serta Subang. Sementara itu ke arah barat, pembangunan area kawasan industri terjadi di wilayah Serang.
“Semua perkembangan ini dipacu oleh ekspansi dua pelabuhan, yaitu Pelabuhan Bojonegara di Serang dan Pelabuhan Patimban di Subang,” kata Colliers Indonesia Head of Research, Ferry Salanto, seperti dalam keterangan resminya, Sabtu 25 November 2023.
Baca Juga: Masterplan Infrastruktur Kawasan Industri Morowali Disiapkan
Ferry mengatakan, wilayah timur Jakarta terus berperan sebagai pusat untuk industri dengan teknologi tinggi, otomotif, dan industri ramah lingkungan. Namun, tingginya permintaan akan lahan di daerah tersebut menyebabkan kelangkaan lahan, terutama di Bekasi.
“Akibatnya, pertumbuhan industri beralih ke arah Karawang. Adanya pengembangan infrastruktur seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan, turut mendorong pengembangan lebih lanjut ke arah timur, seperti Purwakarta dan Subang,” tambahnya.
Saat ini, area dengan ketersediaan lahan industri baru, paling sedikit berada di Bogor. Hal ini berkontribusi pada penentuan harga yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan area lain. Bogor saat ini, memang tidak dirancang sebagai pusat kegiatan industri. Sebaliknya, wilayah selatan BoDeTaBek bergeser lebih jauh ke arah selatan menuju Sukabumi, di sekitaran lokasi Kawasan Industri Cikembar.
Bekasi yang merupakan area industri paling diminati, memiliki persediaan lahan yang sangat terbatas, tidak hanya karena kelangkaan bahan baku utama, yaitu tanah, tetapi juga karena peningkatan nilai komersial akibat ekspansi area perumahan dan komersial.
Terkait dengan Karawang, Purwakarta, dan Subang, yang saat ini memiliki persediaan lahan yang cukup untuk kegiatan industri, pengembangan pusat industri di wilayah sekitar Semarang, turut berkontribusi pada penyebaran pembangunan di wilayah tersebut.
“Melihat ke depan, kawasan industri yang sudah ada harus dapat beradaptasi dengan kebutuhan industri teknologi tinggi, yang memerlukan dukungan infrastruktur yang kokoh, termasuk pasokan energi yang memadai untuk memfasilitasi operasinya,” kata Ferry. (asp)