Jakarta, SIARD – BP Tapera bersama 39 Bank Penyalur, yang terdiri dari tujuh Bank Nasional dan 32 Bank Pembangunan Daerah melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama pembiayaan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Tapera tahun 2025.
Serta, komitmen bersama menyukseskan Program 3 Juta Rumah antara BP Tapera dengan 39 Bank Penyalur, 22 Asosiasi Pengembang Perumahan, yang disaksikan oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, Senin 23 Desember 2024.
Sebagai Operator Investasi Pemerintah (OIP) yang diberi amanah Kementerian Keuangan tahun 2021, BP Tapera menyalurkan dana FLPP sejak tahun 2022 hingga kini (2024), sebesar Rp76,04 triliun untuk 655.300 unit rumah, dengan total Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang disetor ke Rekening Investasi Bendahara Umum Negara (RIBUN) s.d Desember 2024 diproyeksikan sebesar Rp1,37 triliun atau sekitar Rp450 miliar lebih per tahun.
Rinciannya tahun 2022, dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tersalurkan sebanyak 226 ribu unit rumah senilai Rp25,15 triliun, tahun 2023 sebanyak 229 ribu senilai Rp26,32 triliun. Sedangkan tahun 2024, terealisasi sebanyak 200.300 unit rumah senilai Rp24,57 triliun.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait mengatakan, pemerintah mendukung penuh seluruh pemangku kepentingan untuk dapat mewujudkan program tiga juta rumah yang diperuntukkan bagi rakyat.
“Pemerintah melalui Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pekerjaan Umum telah melakukan Penandatanganan SKB 3 Menteri (Menteri PKP, Menteri Dalam Negeri, Menteri PU) tentang Dukungan Percepatan Pelaksanaan Program Pembangunan Tiga Juta Rumah. Mempercepat, mempermudah, dan mempermurah masyarakat dalam mendapatkan hunian yang layak dan terjangkau,” ujar Maruarar.
Baca Juga: BP Tapera Evaluasi Bank Penyalur FLPP
Maruarar juga mengatakan, BP Tapera sebagai bagian dari ekosistem pembiayaan perumahan yang berperan aktif dalam mensukseskan Program 3 Juta Rumah, melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama pembiayaan FLPP dan Tapera tahun 2025 bersama para Bank Penyalur, sekaligus berkomitmen bersama sukseskan tiga juta rumah dengan Bank Penyalur, dan Asosiasi Pengembang Perumahan merupakan kolaborasi yang sangat baik sebagai salah satu wujud gotong royong untuk mewujudkan Program 3 Juta Rumah untuk rakyat.
Ara (biasa ia dipanggil), juga menghimbau bagi para perbankan dan asosiasi pengembang perumahan agar bersaing secara sehat untuk dapat menyalurkan pembiayaan perumahan bagi masyarakat. “Kita selalu mendukung kemanfaatan bagi rakyat, negara, dan juga pelaku usaha,” ujarnya.
“Koordinasi dan juga terobosan baru antara Kementerian dan Lembaga pemerintah, perbankan dan seluruh stakeholder perumahan diperlukan untuk membantu dan membuat kebijakan membuat harga lebih murah dengan izin yang cepat,” tambahnya.
Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho menyampaikan bahwa pada 2024, BP Tapera berhasil menyelesaikan target penyaluran dana FLPP sebesar 166 ribu unit rumah dan menyelesaikan penambahan kuota sebanyak 34 ribu unit.
“Di luar target tersebut, BP Tapera mampu melakukan penambahan penyaluran dana FLPP sebanyak 300 unit dari pengembalian pokok. Untuk itu, kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada Bank Penyalur atas upayanya sejauh ini dan juga kontribusi dari pengembang perumahan. Kolaborasi apik ini semoga tetap terjalin hingga tahun-tahun mendatang untuk mewujudkan Program 3 Juta Rumah,” ujarnya.
Selain itu, di 2024, BP Tapera berhasil menyalurkan akad pembiayaan perumahan Tapera sejumlah 5.940 unit rumah senilai Rp990,218 miliar.
“Perjanjian kerja sama dan deklarasi komitmen bersama ini, merupakan upaya meningkatkan transparansi penyaluran KPR (Kredit Pemilikan Rumah) Subsidi dan percepatan proses realisasi KPR FLPP di Januari 2025. Selain itu, momen ini merupakan upaya utk percepatan penyaluran di Januari 2025,” jelas Heru.
Baca Juga: BP Tapera-Bank Himbara Konsolidasi Salurkan FLPP dan Tapera
1,5 Juta Rumah MBR
Sementara itu, mewakili Menteri Keuangan, Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Rionald Silaban mengatakan, pemerintah memberikan dukungan yang beragam untuk pembangunan di sektor perumahan, baik melalui anggaran belanja Pemerintah Pusat, Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD), Pembiayaan, maupun belanja Perpajakan.
Selain itu, terdapat Program FLPP yang merupakan suatu terobosan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan aksesibilitas Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) terhadap kredit pembiayaan perumahan.
“Sejak tahun 2010-2024, penyaluran dana FLPP berhasil membiayai lebih dari 1,5 juta unit rumah bagi MBR. Pemerintah juga mengalokasikan anggaran untuk program FLPP sebesar Rp125,6 triliun dalam bentuk dana bergulir yang disalurkan melalui BP Tapera, bekerja sama dengan Bank Penyalur dan dukungan pemerintah menyediakan likuiditas porsi perbankan melalui PMN (Penyertaan Modal Negara) kepada PT SMF,” ujarnya.
Rionald juga berharap, nilai outstanding pembiayaan yang cukup besar dalam program FLPP dapat dioptimalkan menjadi sumber pendanaan alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negar (APBN). “Hal ini membutuhkan kombinasi kebijakan, pembiayaan, dan kemitraan yang solid, serta pengawasan yang andal dan efektif,” tambahnya.
Selain itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Perlindungan Konsumen merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK, Friderica Widyasari Dewi mengatakan, dukungan dari Otoritas Jasa Keuangan kepada pemangku kepentingan di ekosistem pembiayaan perumahan untuk bisa mewujudkan rumah yang terjangkau bagi masyarakat.
“OJK mendukung penuh Program 3 Juta Rumah dan siap untuk melakukan sosialisasi bagi generasi muda untuk lebih aware terhedap pinjaman online (paylater) yang saat ini sedang marak, agar dapat memanfaatkan kredit pembiayaan perumahan tanpa terhalang skor kredit SLIK OJK yang buruk,” jelasnya.
Dalam mewujudkan program tiga juta rumah untuk masyarakat tentunya dibutuhkan komitmen, sinergi, kolaborasi, kebersamaan dan kerja sama yang baik dari seluruh stakeholder untuk mendorong pengembangan perumahan berkelanjutan. Pembelajaran (lesson learned) atas implementasi program selama ini perlu menjadi bahan penyempurnaan. Pengembangan dari skema-skema yang sudah ada maupun inovasi untuk skema baru perlu didorong untuk dapat segera diimplementasikan.
8 Kategori
Dalam kesempatan yang sama, BP Tapera memberikan apresiasi kepada bank penyalur FLPP dan Tapera dalam delapan kategori untuk kinerjanya di 2024. Kategori bank penyalur FLPP dengan kontribusi penyaluran tertinggi dicapai oleh Bank Tabungan Negara (BTN) sebanyak 114.853 unit, diikuti BTN Syariah sebanyak 33.107 unit rumah, dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebanyak 16.196 unit rumah.
Untuk kategori Bank penyalur FLPP dengan pertumbuhan unit tertinggi secara YoY tahun ke tahun, diperoleh Bank Mandiri dengan pertumbuhan sebesar 941 unit. Diikuti BPD Sumselbabel sebesar 447 unit rumah dan BPD Jawa Barat dan Banten sebesar 415 unit rumah.
Kategori Bank Pembangunan Daerah (BPD) konvensional dengan kontribusi penyaluran FLPP tertinggi tahun 2024, diperoleh BPD Jawa Barat dan Banten sebanyak 4.628 unit. Diikuti posisi kedua, BPD Sumselbabel sebanyak 2.357 unit dan terakhir BPD Jambi sebesar 820 unit rumah.
Untuk kategori BPD syariah dengan kontribusi penyaluran FLPP tertinggi tahun 29024, jatuh kepada BPD BJB Syariah sebanyak 2.981 unit, dilanjutkan BPD Sumselbabel Syariah sebanyak 1.478 unit rumah dan BPD Kalimantan Selatan Syariah sebanyak 686 unit rumah.
Kategori kelima untuk bank penyalur pembiayaan Tapera dengan kontribusi penyaluran tertinggi tahun 2024, diperoleh BTN sebanyak 3.634 unit rumah, diikuti BRI sebanyak 724 unit rumah, dan terakhir BTN Syariah sebanyak 709 unit rumah.
Kategori selanjutnya, untuk Bank penyalur pembiayaan tapera berdasarkan achievement komitmen tahun 2024 jatuh kepada, BPD Kalsel Syariah sebesar 168 persen, diikuti BPD Kalsel sebesar 123 persen, dan terakhir BPD BJB sebesar 112 %.
Untuk kategori ketujuh, penghargaan diberikan kepada Asosiasi Pengembang Perumahan dengan kontribusi penyaluran FLPP tertinggi tahun 2024. Peringkat pertama diraih oleh REI, diikuti APERSI, dan HIMPERRA.
Kategori kedelapan, untuk Tingkat keterhunian terbaik dari sepuluh bank penyalur tertinggi FLPP tahun 2024 diberikan kepada Bank Mandiri sebanyak 96,21 persen, diikuti BTN Syariah sebanyak 93,50 persen, dan peringkatkan terakhir diperoleh Bank Negara Indonesia (BNI) sebesar 92,89 persen. (asp)
Baca Juga: BP Tapera Siap Dukung Program 3 Juta Rumah