Pelayanan online Pemprov DKI Jakarta di Mal. (FOTO: Istimewa)

Jakarta, Kota Global Berbasis Sejarah, Budaya, dan Inovasi

Jakarta, SIARD – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan bahwa posisi Jakarta sebagai kota global yang berakar kuat pada sejarah, budaya, dan inovasi. Yaitu, dengan tetap mempertahankan identitas sebagai pusat kebudayaan dan perekonomian nasional, Jakarta terus berupaya menarik lebih banyak wisatawan, investor, serta talenta profesional internasional.

Kepala Bidang Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta, Budya Pryanto Putra mengatakan, Jakarta saat ini menempati peringkat ke-74 dalam Global City Index 2024, mempertahankan posisinya dari tahun sebelumnya.

Menariknya, dari lima kategori penilaian dalam indeks tersebut, indikator cultural experience menjadi satu-satunya aspek yang menunjukkan peningkatan.

“Dalam lima tahun terakhir, skor pengalaman budaya Jakarta, naik empat peringkat. Ini menunjukkan tren positif yang patut diapresiasi. Dari sisi ekonomi, memang terdapat tantangan, termasuk dinamika stabilitas politik, namun indikator budaya justru menguat. Ini menjadi sinyal positif bahwa budaya adalah fondasi yang perlu terus dijaga dan diperkuat ke depan,” ujar Budya, saat menjadi pembicara bertajuk Road to Jakarta’s 500ᵗʰ Anniversary – Membangun Iklim Investasi Ramah Budaya dalam Jakarta Marketing Week 2025 di Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Rabu 21 Mei 2025.

Menyongsong 500 Tahun Jakarta Kota Global Berbasis Sejarah, Budaya, dan Inovasi. (FOTO: Istimewa)

Baca Juga: Bank DKI Dukung Pencanangan Blok M Sebagai Hub Baru Jakarta

Budya menjelaskan, penguatan aspek budaya tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang dinamis dan inklusif. Berbagai karya kreatif, produk lokal, hingga kegiatan berbasis seni dan budaya tumbuh subur di tengah masyarakat, menciptakan ekosistem budaya yang hidup, sekaligus bernilai ekonomi tinggi.

“Sekitar 79,5 persen pelaku usaha di sektor ekonomi kreatif berasal dari kalangan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah). Mereka memainkan peran penting dalam menghadirkan kekayaan budaya Jakarta dalam bentuk produk, layanan, dan pengalaman yang bernilai komersial,” ujarnya.

Budya menambahan, sektor ini tidak hanya memperkaya identitas budaya Jakarta, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah. Berdasarkan struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), nilai tambah dari ekonomi kreatif mencapai Rp.362 triliun, atau sekitar 10 persen dari total PDRB Jakarta.

Perkuat UMKM

Budya menegaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta berkomitmen untuk terus mendorong perkembangan UMKM di sektor ekonomi kreatif melalui investasi berbasis budaya.

Menurutnya, hal tersebut sangat penting guna melestarikan budaya lokal melalui pendekatan ekonomi produktif, menjadikan budaya lokal sebagai unique selling point (USP) Jakarta, serta meningkatkan kemandirian UMKM dan penciptaan lapangan kerja.

“Selain memberikan pelayanan perizinan, DPMPTSP DKI Jakarta juga memafasilitasi dan mendampingi pelaku usaha ataupun investor yang mau berinvestasi di Jakarta. Jadi, tugas kami selain menggaungkan perizinan itu mudah, terus kemudian banyak program-program, ada AJIB, ada JakEvo, dan inovasi pelayanan lain yang kita lakukan. Hal tersebut, ada korelasinya dengan upaya untuk meningkatkan investasi di Jakarta melalui kemudahan perizinan,” ujarnya.

Inklusivitas Budaya Jakarta

Sementara itu, Founder and Chair of MCorp, sekaligus pakar pemasaran Indonesia, Guru Marketing Dunia, Hermawan Kartajaya menyoroti pentingnya warisan budaya Betawi sebagai kekuatan utama dalam memperkuat posisi Jakarta di kancah global.

Menurutnya, budaya Jakarta secara historis sudah bersifat inklusif dan menjadi representasi keragaman yang harmonis sejak awal. Sinergi antara budaya dan ekonomi, diyakini mampu meningkatkan daya saing Jakarta di tingkat global, sekaligus menjadikan kota ini tempat yang lebih inklusif, dinamis, dan inovatif.

“Betawi ini sebetulnya ada tiga, ada Arabnya, ada Baratnya, ada Chinanya. Jadi, dari dulu budaya Jakarta ini sebetulnya budaya yang inklusif bukan eksklusif. Nah, ini mudah-mudahan menjadi basic bagi Pemprov DKI Jakarta supaya lebih terbuka,” ungkap Hermawan, saat ditemui di agenda Jakarta Marketing Week 2025.

“Jadi, Jakarta itu bukan cuma satu pihak, tetapi kalau tiga elemen itu bisa diajak. Menurut saya, angka skor budaya itu akan naik, nanti tentunya dengan ekonomi dan sebagainya, sehingga ranking daripada global city kita naik,” tambah Hermawan.

Hermawan juga mengapresiasi berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta, dalam meningkatkan investasi di Jakarta dengan menghadirkan berbagai inovasi layanan perizinan/nonperizinan yang lebih mudah, cepat, dan transparan bagi masyarakat.

Namun, ia menekankan pentingnya strategi komunikasi dan pemasaran agar inovasi yang telah dibuat dapat benar-benar dipercaya dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

“Sudah banyak inovasi, tapi harus ada upaya memarketingkan ini sampai pelan-pelan trust, mumpung gubernur masih jalan belum setahun. Nah ini, harus dimanfaatkan supaya dalam waktu cepat inovasi yang sudah dilakukan oleh DPMPTSP DKI Jakarta ini betul-betul dapat trust, ayo sama-sama kita memarketingkan inovasi,” jelas Hermawan.

“Urus izin sendiri itu mudah, gak usah lewat pihak ketiga, ini yang harus semakin diyakini. Jadi, ini penuh perjuangan ini. Jadi, mudah-mudahan ini bukan cuma slogan bukan cuma tagline, tetapi betul-betul reality, Urus Izin Sendiri itu Mudah, Kagak Ribet,” tambah Hermawan. (asp)

Baca Juga: Jakarta Aquarium & Safari Sajikan Keajiban Timur Tengah: A New Magical Trea-sea-ure

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share via
Copy link