Pembangunan Jalan Lintas Batas Papua. (FOTO: Kementerian PUPR)
SIARDAILY, Papua – Pembangunan jalan perbatasan di beberapa kawasan Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, seperti jalan perbatasan Papua dengan Papua Nugini (PNG) sepanjang 1.098,33 kilometer dikebut.
Hal tersebut, dalam rangka meningkatkan konektivitas antarwilayah, serta membuka akses daerah terisolir.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, jaringan jalan perbatasan merupakan infrastruktur yang bernilai strategis bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Jaringan jalan perbatasan ini merupakan infrastruktur yang bernilai strategis bagi NKRI, dengan fungsi sebagai pertahanan dan keamanan negara dan mendukung pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan perbatasan,” kata Menteri Basuki, dalam keterangannya, Sabtu 1 April 2023.
Baca Juga: Keren, Jalan Tol Semarang – Demak Dibangun di Atas Perairan
Dia menambahkan, tantangan dalam pembangunan jalan perbatasan di Papua adalah gangguan keamanan, kondisi alam yang masih berupa hutan, pegunungan, serta cuaca. Di samping itu, keterbatasan material konstruksi serta akses ke lokasi juga sulit dicapai, sehingga logistik dan tenaga kerja sulit didapat.
“Pekerjaan ini dilakukan secara bertahap, mengingat medan yang dilalui sangat berat, karena harus melintasi pegunungan terjal, menembus hutan yang sangat sulit untuk para pekerja konstruksi dan mobilisasi alat kerja,” tambah Menteri Basuki.
Direktur Jenderal Bina Marga, Hedy Rahadian mengatakan, pembangunan jalan perbatasan Papua terbagi menjadi tiga segmen. Segmen 1 Jayapura – Arso – Waris – Yeti dengan panjang 127,56 km, Segmen 2 Yeti – Ubrub – Oksibil sepanjang 302,36 km, dan Segmen 3 Oksibil – Tanah Merah – Muting – Merauke sepanjang 668,41 km.
“Saat ini, progress fisik pembangunan Segmen 1 Jayapura – Arso – Waris – Yeti mencapai 100 persen. Sedangkan Segmen 2 Yeti – Ubrub – Oksibil, mencapai 49,10 persen. Untuk Segmen 3 Oksibil – Tanah Merah – Muting – Merauke, mencapai 87.02 persen. Sehingga, total jalan perbatasan di Papua yang sudah terbangun sepanjang 944.44 km,” jelas Hedy.
Pelaksanaan pembangunan jalan perbatasan Papua pada Segmen 1-3 dari periode tahun 2015 – 2022, dengan anggaran sebesar Rp1,28 triliun dan ditargetkan penyelesaian pembangunan secara bertahap dengan target kondisi jalan pada akhir 2024 adalah hutan sepanjang 146,79 km, jalan tanah sepanjang 181,86 km, dan jalan aspal sepanjang 769,68 km
“Selain memperkuat teritorial perbatasan antarnegara, pembangunan jalan perbatasan Papua ini bertujuan untuk membuka keterisolasian dan memperlancar konektivitas pusat ekonomi wilayah, sehingga memudahkan transportasi barang dan manusia yang akan berdampak pada penurunan harga barang dan jasa di Papua,” ujar Hedy.
Kehadiran jalan perbatasan dan akses menuju perbatasan diharapkan dapat membuka keterisolasian wilayah yang sangat membantu masyarakat di daerah perbatasan. Dengan terbangunnya infrastruktur jalan, kebutuhan pokok akan dapat diperoleh dengan lebih mudah dan murah, sehingga mengurangi kesenjangan antarwilayah di Indonesia.
Pada tahun ini (2023), pembangunan jalan perbatasan masih menjadi prioritas pemerintah. Kementerian PUPR menargetkan 3.707 km pembangunan jalan perbatasan di seluruh Indonesia, seperti di Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, dan Papua, dapat selesai hingga akhir 2024.
Adapun target kondisi konstruksi jalan perbatasan, yaitu perkerasan aspal sepanjang 1.717,66 km, agregat 434,97 km, tanah 1.000,11 km km, serta kemungkinan menyisakan 198,84 km berupa hutan. (as09)
Baca Juga: Embung Senilai Rp39 Miliar Dibangun untuk Jamin Ketersediaan Air Baku Natuna