SIARDAILY, Jakarta – Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia atau Periklindo menggandeng Dyandra Promosindo dan Jakarta International Expo (JIExpo) dalam mempersiapkan penyelenggaraan pameran khusus kendaraan listrik bertajuk Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS).
Dikutip dari Antara pada Jumat 17 Desember 2021, gelaran ini fokus menampilkan kendaraan listrik (EV) dan akan digelar selama 11 hari pada 12-22 Mei 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
PEVS merupakan ajang pameran yang menjadi wadah bagi para pelaku industri kendaraan listrik, industri pendukung hingga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dan industri kreatif, untuk bersiap menyambut era elektrifikasi. Berbagai program seputar elektrifikasi juga akan disuguhkan melalui acara ini.
Dalam pameran kali pertama yang mengangkat kendaraan listrik, nantinya tidak hanya mobil dan motor listrik saja yang akan ditemui, namun semua kategori kendaraan listrik dan industri pendukung, serta turunannya akan dipamerkan, bahkan penggerak berbasis elektrifikasi akan hadir.
Edukasi dan sosialisasi EV juga akan diwadahi melalui konferensi, acara bincang-bincang, dan sesi berbagi dengan beragam topik dan narasumber seputar kendaraan listrik.
Hal ini sejalan dengan peta jalan pemerintah melalui Peraturan Menteri Perindustrian No. 27 tahun 2020 mengenai Spesifikasi teknis, Roadmap Electric Vehicle, dan Perhitungan tingkat kandungan lokal.
Melalui peraturan tersebut, pemerintah menargetkan produksi Battery Electric Vehicle (BEV) pada tahun 2030, dapat mencapai 600 ribu unit untuk roda empat atau lebih, serta 2,45 juta unit untuk roda dua.
Menyambut Indonesia yang terpilih menjadi Presidensi G20 tahun 2022, salah satu fokus utama yang menjadi pembahasan di KTT G20 yakni perubahan iklim.
KTT G20
Dalam diskusi di KTT anggota G20, akan memantau komitmen tiap negara menurunkan emisi karbon dan pendanaannya.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, Indonesia berupaya membangun tata kelola dunia yang lebih adil dan berupaya memperkuat solidaritas dunia mengatasi perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.
“Indonesia memilih bekerja memenuhi komitmen. Komitmen Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia sejauh ini sudah berada di track yang benar. Indonesia juga targetkan net zero emission tahun 2060 atau lebih awal dengan dukungan internasional,” kata Presiden Jokowi dikutip dari laman Sekretariat Presiden, pada saat menghadiri KTT G20 di Roma, Italia.
Menindaklanjuti tujuan pemerintah untuk “Recover Together, Recover Stronger” pada G20, diharapkan kehadiran PEVS di Indonesia dapat berkontribusi dalam meningkatkan knowledge mengenai BEV pada masyarakat, serta mendukung berbagai program yang dicanangkan oleh pemerintah salah satunya fokus terhadap zero emission carbon pada tahun 2060.
Selain itu, untuk mendorong pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah merevisi dua Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) yang mengatur tentang kendaraan listrik, utamanya yang terkait dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Sony Sulaksono menyampaikan, dua Permenperin tersebut, yakni Permenperin Nomor 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi, Peta Jalan Pengembangan, dan Ketentuan Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle), serta Permenperin Nomor 28 Tahun 2020 tentang Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Dalam Keadaan Terurai Lengkap dan Keadaan Terurai Tidak Lengkap.
“Sesuai dengan roadmap di Permenperin 27/2020, itu ada tuntutan untuk kendaraan roda empat nilai TKDN-nya 35 persen, setelah dua tahun berlanjut menjadi 40 persen, selanjutnya 60 persen, dan akhirnya 80 persen. Saat ini, Permenperin 27 dan 28 sedang kami revisi. Tidak banyak yang berubah, hanya penghitungan TKDN yang sedikit lebih akomodatif, agar investor tertarik masuk ke dalam ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Tidak hanya produsen mobilnya, tetapi juga produsen baterai serta infrastruktur pendukungnya,” kata Sony dalam program Zooming di kanal Beritasatu TV, pada Kamis kemarin.
Ia mengungkapkan, selain Hyundai, sejumlah agen pemegang merek (APM) otomotif telah menyampaikan kesiapannya mengembangkan mobil listrik di Indonesia, seperti DFSK dan Wuling. APM lainnya juga memiliki komitmen yang sama dengan lebih dulu menjajal pasar melalui kendaraan jenis hybrid.
“Kami mendapatkan komitmen dari beberapa perusahaan otomotif Jepang, mereka hybrid dulu. Tetapi, tidak menutup kemungkinan kalau pasarnya berkembang, mereka juga ikut,” ungkapnya. (as9)