Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (FOTO: Kemenko Perekonomian)
SIARDAILY, Jakarta – Laporan APAC Capital Markets Outlook – Midyear 2024 Update dari Cushman & Wakefield menyebutkan, sekitar 70 miliar dolar AS atau sekitar Rp1,08 triliun dana tersedia siap untuk digunakan. Sebab, investor sedang mencari waktu yang tepat untuk kembali aktif dalam investasi mereka,
Laporan tersebut, menganalisis siklus ekonomi saat ini, kondisi pasar investasi di Asia Pasifik pada paruh pertama tahun 2024, proyeksi, dan strategi investasi utama di kawasan Asia Pasifik.
Head of Capital Markets Asia Pacific at Cushman & Wakefield, Gordon Marsden mengatakan, selama 18-24 bulan terakhir, para investor berada dalam fase ‘wait and see’, dan ada ekspektasi yang semakin kuat bahwa volume investasi akan pulih pada 2025.
Meskipun, tambah Marsden, ada beberapa aktivitas investasi dalam setahun terakhir, para investor belum sepenuhnya aktif di seluruh kawasan maupun secara global. Namun, menyesuaikan modal dengan aset yang tersedia dan sesuai masih menjadi tantangan utama, meskipun ada cadangan modal yang besar yang siap untuk digunakan.
“Dalam situasi ini, kami memperkirakan investor akan menargetkan investasi oportunistik dan yang menambah nilai, termasuk utang. Aset dan sektor yang bisa meingkatkan pengembalian, terutama melalui aliran pendapatan yang stabil, kemungkinan besar akan menjadi yang paling diminati,” ujarnya, seperti dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa 27 Agustus 2024.
Baca Juga: Tantangan Indonesia Membangun Ketahanan Rantai Pasokan
Kepala Riset Internasional di Cushman & Wakefield, Dominic Brown mengatakan, wilayah Asia Pasifik terus menunjukkan ketahanan, meskipun ada kenaikan suku bunga yang cepat dalam dua tahun terakhir, yang memperlambat ekspansi ekonomi.
Meskipun pertumbuhan melambat, tambahnya, pertumbuhan tetap positif di sebagian besar wilayah. Meskipun investasi properti komersial menurun sebesar 40 persen dari puncaknya pada K1 2022, akibat guncangan suku bunga dan perubahan struktural di sektor-sektor tertentu, tren terbaru menunjukkan stabilisasi, yang memberikan harapan positif bagi pasar.
“Ke depannya, kami memperkirakan pemotongan suku bunga akan dilakukan secara bertahap dan terukur, dengan variasi dalam kecepatan dan besarnya di seluruh Asia Pasifik. Faktor-faktor dasar pendorong pertumbuhan di wilayah ini tetap kuat, mendukung statusnya sebagai ‘dekade Asia-Pasifik,” kata Brown.
Brown menambahkan, pertumbuhan regional diperkirakan stabil sekitar empat persen sepanjang semester kedua 2024 dan hingga 2025-2026. Hal ini mencerminkan normalisasi pertumbuhan di pasar negara berkembang seperti India dan pemulihan di ekonomi maju seperti Australia dan Jepang.
Cushman & Wakefield juga menyoroti faktor-faktor potensial berikut, yang dapat berdampak signifikan pada pasar:
- Fragmentasi Geopolitik – Ketegangan geopolitik yang meningkat dapat mengubah strategi
investasi. - Tingkat Utang – Tingginya tingkat utang pemerintah dan rumah tangga memerlukan pemantauan
yang cermat. - Megatrend Sekuler – Pertumbuhan dalam kelas aset alternatif dan asset yang mengikuti siklus
akan didorong oleh tren jangka panjang. - AI dan Teknologi – Peningkatan AI dan teknologi akan terus mengubah lanskap properti. (asp)
Baca Juga: Tiga Alasan Utama Penyewa Pilih Ruang Kerja