SIARDAILY, Jakarta – Bisnis pemesanan dan pengiriman makanan milik AirAsia Group, airasia food, segera hadir di Indonesia pada awal 2022. Pendaftaran untuk pengajuan kemitraan bagi pelaku usaha kuliner di Tanah Air telah dibuka.
CEO AirAsia Group, Tony Fernandes mengatakan, akan menerapkan nilai lebih dan biaya rendah, dalam airasia food di Indonesia.
“Kami akan menawarkan layanan pesan antar makanan dengan harga termurah, dengan nilai terbaik, dan memastikan mitra merchant kami dapat menghasilkan keuntungan dari layanan kami, bukannya malah merugi. Kami menawarkan biaya operasional yang rendah, yang berarti biaya akan semakin murah bagi mitra merchant kami, yang adalah para pengusaha kuliner,” kata Tony, seperti dikutip dari siaran resminya, Senin 3 Januari 2022.
Baca juga: Umumkan Pendanaan Seri C, Kopi Kenangan Raih Unicorn
Direktur Utama AirAsia Indonesia, Veranita Yosephine menambahkan, pihaknya bergembira menyambut kehadiran lini bisnis pesan antar makanan airasia food di Tanah Air.
“AirAsia Indonesia sebagai maskapai, tentunya sangat mendukung dan siap memberikan manfaat lebih bagi para merchant yang nantinya akan bergabung,” ujar Veranita.
Dia merasa senang, karena layanan baru ini nantinya dapat memberikan nilai lebih bagi penumpang melalui penawaran terbaik di platform perjalanan dan gaya hidup airasia Super App.
Head of E-Commerce AirAsia Super App Indonesia, Arbi Wienandar menuturkan, airasia food terus berkembang pesat sejak pertama kali diluncurkan di Malaysia pada Mei 2020. Pengembangannya dilakukan oleh AirAsia, setelah cabang logistik perusahaan, Teleport mengakuisisi DeliverEat seharga US$9,8 juta. Saat ini, layanan airasia food hadir di Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Upaya AirAsia masuk ke layanan pesan-antar makanan di Indonesia, seiring dengan potensi pasarnya yang besar. Dalam riset Momentum Works bertajuk ‘Food Delivery Platforms in Southeast Asia’, nilai transaksi bruto atau GMV pesan-antar makanan di Asia Tenggara diperkirakan sebesar US$11,9 miliar pada 2020.
Pengamat menilai, masuknya AirAsia ke industri pesan-antar makanan dan minuman merupakan upaya memanfaatkan pasar yang masih terbuka lebar.
Peneliti ekonomi digital Institut for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda menyebut, sektor pesan-antar makanan dan minuman (mamin) sangat menjanjikan.
“Data Google, Temasek, dan Bain menyebutkan, ada perubahan sekitar 32-33 persen dari perilaku konsumsi mamin menggunakan pesan antar makanan. Potensinya masih besar untuk ke depan,” ujarnya.
Menurut Huda, bukan hanya AirAsia saja yang tergiur oleh cuan di bisnis tersebut, bahkan unicorn seperti Shopee dan Traveloka masuk ke bisnis pesan-antar mamin.
Menurut Huda, ekosistem di bisnis tersebut masih memiliki ruang untuk berkembang. Traveloka yang sebelumnya tidak memiliki mitra pengemudi, juga masih bisa masuk, meskipun sulit untuk bersaing.
Adapun Shopee, menurut Huda, mengandalkan ekosistem pembayaran dan armada logistik untuk bisa bersaing dengan Gojek dan Grab.
Namun, Huda mengatakan, untuk dapat berkembang, layanan pesan-antar mamin secara daring harus menggunakan promo dan diskon. AirAsia akan sedikit kesulitan, karena bukan perusahaan digital murni.
“Saya rasa, bisnis ini akan menarik minat pemain digital lain yang memiliki ekosistem serupa. Kue di sini masih bisa dibagi lagi dan ekosistemnya akan makin berkembang,” ujarnya.
Riset yang dilakukan Snapcart Indonesia, juga menunjukkan bahwa GrabFood menjadi aplikasi pesan-antar makanan terbanyak digunakan oleh merchant dan pendapatan harian rata-rata tertinggi.
Penelitian itu menyebutkan, sebanyak 82 persen restoran dan toko makanan maupun minuman, menggunakan aplikasi GrabFood. Aplikasi lain yang digunakan, yakni GoFood dan ShopeeFood. (as9)
Baca juga: 14 Perusahaan Kantongi Perpanjangan Penggunaan Tanah dari JIEP