SIARDAILY, Bumiayu – Banjir bandang menerjang lima desa di Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Peristiwa itu menyebabkan kurang lebih 75 rumah milik warga mengalami kerusakan dan sebanyak 297 jiwa terpaksa mengungsi di empat titik lokasi pengungsian.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes mencatat, ada lima desa yang terdampak banjir bandang pada Sabtu kemarin, 26 Februari 2022. Yaitu, Desa Jatisawit, Desa Negaradaha, Desa Penggarutan, Desa Kalierang dan Desa Dukuhturi.
Baca juga: 114 Rumah Warga Kabupaten Nunukan Terendam Banjir
Menurut laporan visual yang diterima Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), aliran air banjir bandang bercampur lumpur mengalir cukup deras dengan volume besar menerjang beberapa lahan pertanian dan perkebunan hingga permukiman warga.
Hasil kaji cepat tim Satgas Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Brebes, peristiwa itu terjadi akibat dari dampak luapan Sungai Keruh, Sungai Erang, Sungai Pedes, dan saluran irigasi lainnya yang mengalami peningkatan debet air, setelah sebelumnya hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut.
Menurut Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, seperti dikutip dari keterangannya, Minggu 27 Februari 2022, tim BPBD Kabupaten Brebes bersama unsur terkait lainnya seperti TNI, Polri, PU UPTD Bumiayu, PLN Bumiayu, relawan dan masyarakat bergotong-royong melakukan upaya percepatan penanganan banjir bandang, mulai dari asesmen, evakuasi masyarakat hingga pembersihan material yang menutup jalan penghubung Dukuh Warni, dan Dukuh Paingan, Desa Dawuhan.
Sementara itu, Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca yang menyebut bahwa wilayah Kabupaten Brebes masih berpotensi hujan sedang hingga lebat dan dapat disertai petir hingga Selasa mendatang, 1 Maret 2022.
Menyikapi adanya informasi prakiraan cuaca tersebut, BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah setempat bersama segenap unsur terkait hingga masyarakat, agar meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi adanya potensi bencana hidrometeorologi dengan melakukan langkah-langkah mitigasi dan pencegahan, seperti pemantauan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat. (as9)
Baca juga: Pemerintah Siapkan Langkah Penanganan Darurat Banjir Jayapura