SIARDAILY, Papua – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyiapkan sejumlah langkah penanganan darurat banjir dan tanah longsor di Kota Jayapura, Papua, sejak Kamis malam, 6 Januari 2022.
Bencana banjir utamanya melanda sejumlah distrik di Kota Jayapura dan sekitarnya, seperti Distrik Jayapura Utara, Jayapura Selatan, Abepura, Heram, dan Muara Tami
Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan, Endra S. Atmawidjaja yang juga Juru Bicara Kementerian PUPR mengatakan, saat ini, Wakil Menteri PUPR, John Wempi Wetipo bersama Direktur Sungai dan Pantai, Bob A. Lombogia, serta Direktur Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air, Adenan Rasyid tengah berada di Jayapura, untuk mengambil langkah-langkah cepat penanganan darurat pascabanjir. Salah satunya, pengerahan alat berat untuk pembersihan sampah di sungai-sungai dan di ruas-ruas jalan terdampak.
“Jumlah alat yang dikerahkan oleh Balai-balai kami di Jayapura, sebanyak 12 unit Dump Truck, tiga excavator mini, dua excavator besar. Kami juga mendapatkan bantuan tambahan alat berat dari Kepolisian sebanyak tiga unit excavator besar dan satu loader, serta dua Dump Truck dari DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kabupaten Jayapura,” kata Endra, dikutip dari keterangannya di Jakarta, Minggu 9 Januari 2022.
Ditambahkan Endra, untuk penanganan jangka pendek, Kementerian PUPR tengah mengkaji untuk segera menormalisasi tiga sungai, yakni Siborgonyi (1,9 km), Acai (1,6 km), dan Makanoay (0.66 km).
“Normalisasi sungai perlu dilakukan, sebab berdasarkan hasil evaluasi tim PUPR di lapangan, salah satu penyebab banjir adalah terjadinya sedimentasi sungai dan penyumbatan sampah pada Daerah Aliran Sungai, sehingga hujan deras yang turun menyebabkan sungai meluap,” tambah Endra.
Dikatakan Endra, juga telah dilakukan penanganan pembersihan beberapa ruas jalan yang terdampak banjir. Terdapat empat ruas jalan nasional yang terdampak, yaitu Jl. Kelapa Dua , Abepura ruas Bts. Kota Jayapura/Kab. Keerom, ruas Jayapura – Sentani, dan Jalan Raya Abepura (Abepura). “Saat ini, semua ruas tersebut sudah dilakukan pembersihan dengan alat berat dan sudah dapat dilalui kendaraan dengan lancar,” ujarnya.
Untuk penanganan jangka panjang, Endra mengatakan, Kementerian PUPR merencanakan akan membangun sejumlah infrastruktur untuk konservasi air dan pengendalian banjir. “Di antaranya, kami usulkan pembangunan kolam retensi di Kawasan Organda Baru, pembangunan parapet di Sungai Acay dan Sungai Siborgonyi, serta pembangunan Checkdam di hulu Sungai Makanoay,” lanjut Endra.
Berdasarkan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), selain banjir, hujan deras di Jayapura juga menyebabkan terjadinya tanah longsor. Sejauh ini, tercatat tujuh orang korban jiwa atas bencana hidrometeorologi yang terjadi di Jayapura di awal 2022 ini.
Selain korban jiwa, bencana juga menyebabkan ribuan warga terpaksa meninggalkan rumahnya dan menempati lokasi-lokasi pengungsian. Berdasarkan informasi Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua, terdapat lebih dari 1.000 warga yang mengungsi.
Saat ini, proses penanganan bencana banjir masih terus dilakukan Kementerian PUPR bekerja sama dengan tim gabungan dari BNPB, TNI, Polri, BPBD Provinsi Papua, Pemerintah Kota Jayapura, relawan, dan warga setempat. (as9)