SIARDAILY, Karawang – PT Sharp Electronics Indonesia (PT SEID) merealisasikan investasi sebesar Rp640,2 miliar untuk lini produksi AC, dengan kapasitas sebesar 1,2 Juta unit per tahun.
Investasi di sektor industri elektronik dan produk rumah tangga tersebut, diproyeksikan menyerap tenaga kerja hingga 1.000 orang dan menunjukkan investasi sektor manufaktur di Tanah Air terus tumbuh.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, seperti dikutip dari keterangannya, Senin 28 Februari 2022, mengatakan realisasi investasi dari PT SEID merupakan salah satu upaya dalam rangka pendalaman struktur di sektor industri elektronika.
Baca juga: Kemenperin Fokus Substitusi Impor di Sektor Industri Kimia
Saat ini, impor produk elektronika sebesar US$25,25 miliar. AC merupakan salah satu produk, dengan nilai impor sangat tinggi, yaitu mencapai US$495 juta.
Sebagai upaya untuk mengurangi impor produk elektronika tersebut, pemerintah mendorong dilakukannya substitusi impor. Dalam rangka pencapaian target substitusi impor dan menjaga iklim usaha investasi yang dilakukan industri elektronika, pengendalian impor sektor perlu dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan suplai di dalam negeri.
“Realisasi investasi tersebut, sejalan dengan upaya pemerintah yang saat ini sangat serius melakukan pengelolaan dan perbaikan iklim usaha industri,” kata Menperin.
Menperin menambahkan, dengan pengalaman Sharp di Indonesia sejak tahun 1970, perusahaan tersebut bisa menjadi pionir champion dalam memanfaatkan dan menyerap secara maksimal bahan baku yang telah tersedia.
“Strategi tersebut, ditargetkan dapat meningkatkan nilai tingkat kandungan dalam negeri produk-produk Sharp di Indonesia dan optimalisasi industri bahan baku nasional juga tercapai,” ujar Menperin.
Selain itu, komponen AC juga cukup besar kontribusinya terhadap impor komponen, dengan total nilai impor komponen elektronika sebesar US$13,1 miliar. Salah satu komponen penting pada produk AC adalah kompresor dan Indonesia belum memiliki industrinya.
Karena itu, Kemenperin juga terus mengupayakan agar produsen AC seperti Sharp, dapat secara mandiri memenuhi kebutuhan komponen AC, terutama yang belum diproduksi di dalam negeri.
“Saya yakin, market Indonesia cukup menarik. Untuk itu, saya berpesan kepada Sharp agar mempertimbangkan investasi kompresor atau mengajak mitra yang selama ini memasok agar berinvestasi di Indonesia,” ujar Menperin.
Kementerian Perindustrian juga mendorong untuk memaksimalkan penggunaan komponen pendukung yang sudah ada di Indonesia seperti baja, tembaga, plastik, dan lainnya agar utilitas industri tersebut dapat diserap secara optimal.
Pada 2019, PT SEID memindahkan produksi mesin cuci full-auto top loading dari Thailand ke Indonesia. Hal tersebut, menunjukkan kontribusi Sharp dalam upaya meningkatkan trade balance produk elektronika Indonesia.
“Saya ucapkan terima kasih kepada jajaran direksi Sharp, karena telah mendukung upaya pemerintah mendorong pendalaman struktur industri elektronika dengan terus menambah fasilitas produksi dan diversifikasi produk untuk mengisi pasar dalam negeri dan mampu bersaing di tingkat internasional. Saya berharap, peningkatan investasi dapat terus dilakukan,” tutur Menperin. (as9)
Baca juga: Keren! Industri Fesyen Muslim Indonesia Jadi Top 3 Dunia