“Separo”, desain Compact House karya mahasiswa Universitas Indonesia. (FOTO: Humas UI)
SIARDAILY, Depok – Isu keterbatasan lahan di perkotaan akibat pertumbuhan penduduk selalu menjadi pekerjaan rumah dan tantangan serius yang harus diatasi pemerintah. Baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Terutama, dalam pengadaan rumah yang layak bagi masyarakat berpengasilan rendah (MBR).
Untuk menjawab permasalahan tersebut, tiga mahasiswa Departemen Arsitektur (DA) Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI), Alya Widha Aurellia, Bimantyo Ganggas Ihsani, dan Risma Fitriyanti menciptakan desain rumah konsep baru yang dinamakan “Separo”. Konsep rumah yang menerapkan sistem pembangunan bertahap ini menjadi solusi kreatif dalam menghadapi masalah lahan terbatas.
Separo, yang secara harfiah berarti “setengah” adalah desain rumah tumbuh vertikal yang menerapkan sistem pembangunan bertahap. Mereka mencoba mengatasi isu kepadatan penduduk, dengan konsep rumah yang dapat diubah sesuai kebutuhan penghuni.
Baca Juga : Enam Ciri Rumah dengan Desain Minimalis
Rumah ini didesain fleksibel dengan bantuan kolom baja yang dapat disesuaikan dan modul struktur yang dibagi menjadi dua lantai. Hal ini, memungkinkan Separo untuk berubah sesuai dengan fungsi yang diperlukan, seperti ruang usaha atau area privasi keluarga.
“Separo mencoba untuk mengeksplorasi bagaimana arsitektur dapat membantu dalam mewadahi siklus kebutuhan pelaku UMKM (usaha mikro kecil menengah), kemungkinan perubahan ekonomi, dan juga jumlah anggota keluarga yang terus bertambah. Pola ruang pada Separo, memungkinkan lantai utama digunakan sebagai ruang usaha, sedangkan lantai atasnya digunakan sebagai area privasi keluarga. Tata letak ini, dimaksudkan untuk memudahkan penghuni dalam memaksimalkan potensi fleksibilitas ruang pada menerapkan konsep open-plan dan juga modul struktur yang terbagi menjadi dua bagian,” kata Alya, seperti dikutip dari laman UI, Kamis 19 Oktober 2023.
Lebih lanjut, konsep Separo juga mencakup berbagai strategi untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan, seperti split leveling, membagi dua massa sebagai basis modul, dan memanfaatkan fasad untuk oksigenasi vertikal. Selain itu, dapat juga mengoptimalkan beranda untuk usaha UMKM dan ruang bersosialisasi, pemisahan ruang publik dan privat, penggunaan material dinding batu, sistem modul dan dinding partisi yang dapat disesuaikan, serta pemanfaatan ruang beranda yang fleksibel untuk usaha dan bersosialisasi.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., mengapresiasi konsep yang diusulkan mahasiswa FTUI tersebut. “Permasalahan terbatasnya lahan atas ketersediaan hunian yang layak, memang menjadi isu yang harus segera dipecahkan. Atas dasar urgensi tersebut, ide yang dirancang oleh mahasiswa FTUI ini dapat menjadi desain yang adaptif dan fleksibel bagi hunian layak di lahan terbatas,” kata Prof. Heri.
Melalui desain rumah Separo ini, ketiga mahasiswa FTUI ini meraih Juara 2 dalam kompetisi ETALASE Architecture Competition 2023, dengan tema “Compact House”. Kompetisi ini meminta peserta untuk mencari solusi yang tepat terkait kepadatan penduduk dan keterbatasan lahan.
ETALASE 2023, merupakan rangkaian acara yang diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Arsitektur UNNES (Universitas Negeri Semarang) yang bertujuan sebagai wadah untuk menyatukan mahasiswa arsitektur, calon arsitek, dan masyarakat umum di Indonesia. (asp)
Baca Juga :