Rumah susun Kalibata City Jakarta Selatan. (FOTO: Istimewa)
SIARDAILY, Jakarta – Pembentukan Pengurus Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS) Kalibata City Jakarta Selatan, menimbulkan pro dan kontra antarwarga penghuni. Ada yang menilai, pembentukan tersebut diwarnai kecurangan dan sebaliknya sebagian lagi berpendapat Rapat Pembentukan Panitia Musyawarah (Panmus) PPPSRS Kalibata City sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.
Bahkan dalam sebuah jajak pendapat di Pollingkita.com yang dipantau Selasa 21 November 2023, menanyakan, “Setuju apa Tidak setuju hasil pembentukan Panmus Kalcit 28 Oktober 2023?”. Sekitar 77 persen atau 1.007 suara menyatakan Setuju dan hanya 22,7 persen atau 286 suara Tidak Setuju.
Baca Juga: 47 Tower Rusun ASN di IKN Ditarget Selesai Desember 2024
Menurut Wanda, pemilik dan penghuni Tower Palem, secara umum proses pembentukan Panmus Kalibata City berjalan lancar, meski ada sedikit beda pendapat tapi semua terkendali. Ia menilai, wajar kalau dalam sebuah “pesta demokratis” ada pihak yang tidak puas. Tetapi, sayangnya ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum untuk kepentingan kelompoknya.
Dia mengatakan, memang ada beberapa pemilik tidak bisa masuk itu karena tidak daftar, hingga tidak punya barcode untuk masuk ke area pemilihan yang berkapasitas terbatas. Penyelenggara sendiri sudah memberi pengumuman. Bahkan, di setiap tower itu ada petugasnya, namun mereka tidak proaktif untuk mencari tahu.
“Jadi, bukan karena panitia melakukan kecurangan, cuma mereka kurang informasi, tetapi menuduhnya ada kecurangan. Untuk masuk area itu, kita mendaftar online dan diberikan barcode. Sebenarnya, informasinya sudah jelas dan transparan, serta jauh hari juga sudah diberikan informasi kepada warga,” ujarnya, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa 21 November 2023.
Senada dengan Wanda, Santi pemilik dan penghuni Tower Lotus, juga tidak percaya ada kecurangan yang dilakukan oleh penyelenggara. Buktinya, dari tujuh anggota Panmus semuanya adalah pemilik unit di Kalibata City dan tidak terafiliasi dengan pengembang.
“Apa mereka mau menuduh tujuh anggota Panmus dan mayoritas warga yang memilih itu semuanya disogok penyelenggara? Sebagai warga yang tinggal di sini sejak 2012, saya tahu siapa orang-orang terbaik yang kami pilih. Pilihlah orang-orang yang tepat, agar Kalibata City lebih maju ke depannya,” ungkapnya.
Santi pun mengingatkan, siapa saja boleh mengajukan sebagai ketua dan pengurus, tapi harus jelas niatnya. Kalau niat untuk membangun Kalibata City tidak masalah akan didukung, tetapi kalau niatnya terselubung mendingan tidak usah.
“Tunjukkan Anda-anda itu berpengalaman dan berkompeten dalam mengurus pengelolaan kawasan apartemen terbesar di Indonesia, bukannya terus merengek dan koar-koar mengatakan sebagai korban. Aktiflah dalam kegiatan-kegiatan sosial, sehingga dikenal banyak warga. Lalu, sampaikan apa saja program jika Anda duduk sebagai pengurus PPPSRS,” tegasnya.
Setali tiga uang, Endang Kurnia, ketua RT Tulip Tower menjelaskan, sebagian besar warga ingin PPPSRS segera terbentuk. Dan, penyelenggara sudah mengumumkan prosedur dan persyaratan lewat manding, WAG, dan media-media resmi lainnya. Juga, sudah disediakan link pendaftaran.
“Karena jumlah unit di sini sekitar 15 ribu, ketika masuk dalam satu sistem bersamaan, maka ada antrean. Hingga, jangan buru-buru menuduh direkayasa. Untuk kendala antrean, penyelenggara membuka pengaduan hotline dan ada petugas yang akan bantu. Saya sendiri, bagian yang mengalami hambatan, tetapi saya tidak diam. Saya cari panitia dan dibantu,” cerita Endang.
Endang mengaku menerima banyak pengaduan warga rusun yang mengalami hambatan. Lantas, dengan segera dikoordinasikan kepada penyelenggara. Setelah dibantu ternyata bisa ikut, ada yang offline (tatap muka) dan ada online, karena kapasitasnya offline terbatas.
“Kalau ada tuduhan kecurangan, ya buktikan saja. Jangan hanya ancam-ancam mau lapor polisi. Itu memang bagian dari masyarakat oposan, hingga apapun menjadi negatif semua. Padahal (proses pemilihan Panmus) berjalan baik,” ujarnya.
Dia menegaskan, ada sebagian kecil warga yang protes, kemudian membesar-besarkan di media hingga kesannya acara kemarin ricuh. Kalau bicara ribuan warga Kalibata City yang setuju, maka protes hanya beberapa oknum, jelas tidak mewakili aspirasi sebagian besar warga Kalibata City. (asp)
Baca Juga: Aset Rusun yang Diserahterimakan Tercatat Baru 61,83 Persen