Wakil Direktur Utama BTN, Oni Febriarto Rahardjo (sebelah kanan berbatik). (FOTO: Istimewa)
SIARDAILY, Jakarta – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) optimistis sektor properti cerah dan menjadi sektor yang dapat memberikan kontribusi banyak terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia sepanjang tahun ini.
Kondisi tersebut, ditunjang dengan masih dilanjutkannya sejumlah stimulus yang dilakukan pemerintah untuk mendorong permintaan rumah sejak 2023 lalu, seperti pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti dan kebijakan PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga harga rumah Rp5 miliar yang telah berlaku sejak November 2023.
“Besarnya dukungan pemerintah ini dapat terlihat pada pertumbuhan KPR Nasional hingga triwulan III/2023, tumbuh mencapai 12,66 persen yoy, sehingga pertumbuhan KPR terus mencapai dua digit sejak triwulan II/2023. Hal ini menjadikan sektor properti pada 2024, masih menjadi sektor yang dapat memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia,” kata Wakil Direktur Utama BTN, Oni Febriarto Rahardjo dalam acara BTN Economy Outlook 2024, di Jakarta, Kamis 25 Januari 2024.
Baca Juga: BTN Salurkan KPR Rp470 Triliun Selama 47 Tahun
Menurut Oni, beberapa langkah stimulus yang diberikan oleh pemerintah sebagai countercyclical buffer untuk mengatasi dampak penurunan perekonomian masyarakat telah dijalankan dengan baik oleh perbankan dan pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan kearah yang lebih baik.
“Kendati menghadapi sejumlah gejolak ekonomi dunia pascapandemi Covid-19 dan dampak perang antarnegara, perekonomian Indonesia relatif terkendali sepanjang tahun 2023 lalu. Dengan capaian ini, Indonesia tetap optimis menghadapi tantangan perekonomian global 2024, yang masih penuh ketidakpastian,” ujar Oni.
Diakuinya, BTN telah melakukan berbagai transformasi untuk mewujudkan visi perseroan untuk menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia di tahun 2025. Adapun transformasi tersebut meliputi, transformasi kantor cabang, pengembangan low cost funding dengan implementasi produk tabungan baru yang menyasar segmen bisnis, pembentukan Regional Loan Processing Center dan Commercial Banking Center, perluasan jangkauan bisnis perumahan, khususnya segmen emerging affluent, one stop financial solution melalui pengembangan super apps BTN Mobile dan Digital Mortgage Ecosystem.
“Transformasi ini, merupakan inisiatif strategis yang kita lakukan untuk mendongkrak kinerja, serta dapat memenuhi kebutuhan nasabah BTN,” tegasnya.
Dengan kinerja yang baik di 2023, BTN berhasil mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak dalam dan luar negeri diantaranya, AAA Company dari Pefindo, Juara 1 Kategori Perusahaan BUMN Keuangan (Annual Report Award untuk tahun 2022), The Greatest Champions of GRC Excellence 2023, The Highest Financial Intergrity Rating untuk kelompok KBMI 3, KBMI 4 maupun nilai rata2 Bank Umum, The World’s Best Islamic Project Finance House – Euromoney Awards, The Best Mortgage Loan Conventional Bank (KBMI) 3, Best Mid Cap – Gold FinanceAsia’s 23rd dan ESG Disclosure Transparency Awards 2023 (Leadership AA).
Komisaris Utama BTN, Chandra M Hamzah juga memuji prestasi yang diperoleh perseroan sepanjang 2023 lalu. Menurutnya, transformasi yang masif pada berbagai bidang dan inisiatif strategis yang disusun dalam menyongsong tahun 2024, diyakini mampu membawa BTN tetap tangguh.
Secara umum, Chandra melihat, meskipun Indonesia dibayangi peningkatan risiko global, namun ekonomi Indonesia diproyeksikan mampu bertumbuh yang didorong oleh data fundamental ekonomi yang baik. Pertumbuhan ekonomi juga akan ditopang oleh aktivitas pemilu yang diperkirakan ikut mendorong lonjakan konsumsi masyarakat.
Hal senada juga diungkapkan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti. Ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional di 2024, akan jauh lebih baik ketimbang 2023. BI memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi nasional di 2024, tumbuh mendekati angka lima persen dengan target inflasi 2,5 persen plus minus satu persen.
“Pertumbuhan kredit sepanjang 2023, tumbuh sebesar 10,6 persen. Artinya, ruang untuk tumbuh di 2024 masih ada. Terlebih lagi fundamental kita cukup kuat, ekonomi domestik kita juga bagus, walaupun kita tidak bisa berharap banyak dengan ekonomi global yang masih dibanyangi ketidakpastian,” tuturnya.
Terkait sektor properti, Destry juga melihat peluangnya di 2024 masih sangat tinggi, di mana Indonesia diuntungkan dengan bonus demografi kelompok milenial yang mulai banyak mengambil KPR dengan NPL yang tetap terjaga.
Dalam acara yang sama, Pengamat Properti, Panangian Simanungkalit menilai, penyediaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), milenial, dan Gen Z, merupakan potensi yang bisa mendongkrak pertumbuhan sektor properti di 2024.
“Permasalahan backlog (kekurangan perumahan) saat ini masih belum teratasi, bahkan jumlahnya semakin meningkat. Karena itu, kita berharap pemerintah yang akan datang, agar lebih memperhatikan hunian rakyat, terutama bagi milenial dan MBR,” katanya.
Apalagi, menurut Panangian, pemerintah memiliki program yang cukup bagus, yakni menargetkan zero Backlog pada tahun 2045. (asp)
Baca Juga: