SIARDAILY, Jatim – Kebangkitan industri bahan bagunan nasional, khususnya ubin keramik nasional jelas terlihat, terutama dengan adanya Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN), serta Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9/M Tahun 2022 tentang Pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara.
“Bentang keseluruhan luas daratan IKN sebesar 256.142 Ha (hektare) dengan proyeksi pembangunan kawasan pengembangan IKN Nusantara sebesar 78 persen atau seluas 199.962 Ha,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Ignatius Warsito, seperti dikutip dari keterangannya, Kamis 21 Juli 2020.
Baca juga: 5 Catatan Permulaan untuk RUU Ibukota Negara
Kondisi tersebut, tambah Warsito, bisa dimanfaatkan seluruh pemangku kebijakan (stakeholder) bahan bangunan dan jasa konstruksi nasional untuk mulai menetapkan IKN Nusantara sebagai potensial pasar dalam peningkatan utilitas produksi dan dalam upaya menekan laju impor.
Tentunya, menurut Warsito, upaya tersebut perlu diimbangi dengan peningkatan keterampilan dan keahlian tenaga kerja melalui riset dan adopsi teknologi mutakhir yang menciptakan produk dengan desain dan kualitas kelas dunia yang efektif, efisien, serta ramah lingkungan. “Sehingga, industri keramik dapat berjaya di negeri sendiri dan berdaya saing di pasar global,” tegasnya.
Sejalan dengan itu, pemerintah telah menerbitkan regulasi Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2021 tentang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Disebutkan bahwa kementerian, lembaga, perangkat daerah wajib menggunakan produk dalam negeri, termasuk rancang bangun dan perekeyasa nasional yang mempersyaratkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) paling sedikit 40 persen.
Berikutnya, strategi pemerintah dalam pemulihan kinerja industri ubin keramik, yakni dengan melibatkan kolaborasi antara Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Keuangan melalui pemberlakuan peraturan perpanjangan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) atau safeguard ubin keramik selama tiga tahun melalui regulasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.010/2021.
“Perluasan produksi PT Arwana Citramulia Tbk Plant 5A dan 5B Mojokerto juga sebagai wujud komitmen dalam melaksanakan structural adjustment sebagai syarat perpanjangan safeguard,” ujarnya.
Warsito menyampaikan, strategi selanjutnya yang berdampak signifikan adalah insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri sebesar USD6 per MMBTU melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 89K/10/MEM Tahun 2020, yang selanjutnya diperbarui dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 134.K/HK.02/MEM.M Tahun 2021.
Kebijakan ini, terbukti meningkatkan efisiensi biaya operasional di tengah masa pandemi Covid-19. Capaian utilitas kinerja industri ubin keramik pada 2021, juga mencapai 72 persen, atau tertinggi dalam lima tahun terakhir. Selain itu, multiplier effect dari insentif HGBT untuk industri keramik adalah peningkatan investasi seperti yang dilakukan PT Arwarna Citramulia Tbk di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Strategi pemulihan yang tepat, tentunya berdampak pada perbaikan berkesinambungan, sehingga kinerja ekspor industri keramik nasional pada kuartal I tahun 2022 mampu tumbuh positif sebesar 12 persen dengan total volume 3,9 juta meter persegi yang didukung oleh peningkatan penjualan ke negara Filipina, Malaysia, dan Thailand.
Pencapaian positif kinerja ekspor, juga diikuti dengan penurunan volume impor sebesar 21 persen (year on year) dari 18,5 juta meter persegi menjadi 14,4 juta meter persegi, yang berdampak pada kenaikan utilitas pada kuartal I-2022 berada di level 83 persen.
“Dalam mengatasi dampak pandemi Covid-19 pada industri keramik nasional, pemerintah juga telah mengupayakan strategi khusus yang komprehensif sesuai regulasi pemberlakuan SNI Wajib ubin keramik yang terakomodir melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 85 Tahun 2016,” tegas Plt. Dirjen IKFT Kemenperin.
Arwana Citramulia Investasi Rp300 Miliar
Sementara itu, PT Arwana Citramulia Tbk, tengah bersiap membangun pabrik baru Plant 4C di Ogan Ilir, Sumatra Selatan. Investasi yang dialokasikan sebesar Rp300 miliar, dengan kapasitas produksi sebesar 3,7 juta meter persegi per tahun.
“Sehingga, dengan tambahan Plant 5B, Plant 5C dan Plant 4C, Arwana Ceramics akan mencatatkan total kapasitas terpasang sebesar 72 juta meter persegi per tahun,” kata Direktur Utama PT Arwana Citramulia Tbk, Tandean Rustandy.
Optimisme semakin didukung dengan pencapaian hasil usaha pada semester pertama 2022. Arwana Ceramics tercatat memperoleh laba bersih sebesar Rp305,8 miliar, yang merupakan peningkatan 38,4 persen year-on-year.
Perusahaan meyakini, target penjualan maupun laba bersih untuk 2022 akan bisa tercapai dengan didukung produk ARNA Gres dari Plant 5B yang memiliki profit margin yang lebih besar dibandingkan lini-lini produk lainnya. Profitabilitas perusahaan berpotensi semakin meningkat lagi saat Plant 5C dan Plant 4C sudah mulai beroperasi.
Seperti diketahui, industri keramik Tanah Air terus bergeliat untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor, dengan meningkatkan kapasitas produksi melalui investasi baru atau perluasan pabrik. Upaya ini semakin memperkuat aliran rantai pasok ubin keramik nasional, sejalan dengan program subtitusi impor sebesar 35 persen.
“Dalam pengembangan industri keramik, kita harus mengoptimalkan sumber daya produksi dalam negeri dengan visi menjadikan Indonesia kembali masuk dalam lima besar produsen ubin keramik dunia,” kata Plt. Dirjen IKFT Kemenperin, Warsito.
Warsito menyampaikan, pihaknya memberikan apresiasi kepada PT Arwana Citramulia Tbk, yang merealisasikan investasinya, karena akan memberikan dampak luas bagi perekonomian nasional. Selain itu, ekspansi ini membuktikan bahwa kebijakan pemerintah berjalan baik dalam upaya membangkitkan kembali gairah pelaku industri setelah terkena dampak pandemi Covid-19.
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah yang bersinergi bersama membangun iklim usaha yang kondusif, khususnya di Kabupaten Mojokerto dan umumnya di Provinsi Jawa Timur. Kami optimis, industri keramik nasional bisa lebih meningkatkan daya saing,” ujarnya.
Kemenperin mencatat, PT Arwana Citra Mulia Tbk, menggelontorkan dana sebesar Rp300 miliar untuk penambahan kapasitas sebesar tiga juta meter persegi dari Plant 5B untuk produksi ubin keramik 60×60 sentimeter. Selain itu penambahan kapasitas sebanyak 4,4 juta meter persegi dari proyek Plant 5C yang akan mulai berproduksi pada awal 2023, dengan kebutuhan tenaga kerja lokal hingga 401 orang.
“Tak hanya PT Arwana, selama semester I tahun 2022 ini, terdapat dua investasi lainnya di sektor ubin keramik, yaitu di Kawasan Industri Kendal sebesar Rp1,2 triliun dan di Kawasan Industri Terpadu Batang dengan nilai investasi mencapai Rp1,5 triliun,” ujar Warsito.
Warsito meyakini, tahun ini menjadi momentum kebangkitan sektor Industri pengolahan nonmigas, termasuk untuk industri keramik. Hal ini, tercermin dari kinerja positif industri keramik sebagai subsektor dari industri bahan galian nonlogam, yang tumbuh 1,35 persen dengan kontribusi 0,47 persen (y-o-y) pada triwulan I tahun 2022.
Capaian tersebut, menempatkan industri bahan galian nonlogam sebagai peringkat kedua dalam kontribusi perkembangan investasi di sektor industri kimia, farmasi dan tekstil (IKFT) sebesar 2,69 persen.
“Pada triwulan I-2022, industri manufaktur mampu tumbuh sebesar 5,47 persen, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,01 persen. Pencapaian industri pengolahan nonmigas tersebut juga didukung kinerja positif sektor IKFT yang tumbuh sebesar 4,71 persen atau naik 0,14 persen dibandingkan kuartal akhir tahun 2021,” ungkapnya.
Warsito menambahkan, permintaan pasar dalam negeri untuk ubin keramik mencapai 7,8 juta ton di 2021. Karenanya, diharapkan ekspansi PT Arwana Citramulia Tbk, di Mojokerto dapat mengambil alih proporsi ubin keramik impor. “Daya saing industri ubin keramik dalam negeri akan semakin kuat, dengan ditandai meningkatnya proporsi suplai lokal dibanding impor,” tambahnya. (as9)
Baca juga: Keren, Jalan Tol Semarang – Demak Dibangun di Atas Perairan