SIARDAILY, Jakarta – Bank Indonesia mengutarakan bawah likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada September 2021, tumbuh meningkat.
Posisi M2 pada September 2021, tercatat sebesar Rp7.287,3 triliun atau tumbuh 8,0 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,9 persen (yoy).
Peningkatan tersebut, menurut Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono, seperti dikutip dari keterangannya, Selasa 26 Oktober 2021, terutama didorong oleh lebih tingginya pertumbuhan komponen uang beredar sempit [1] (M1) yang mencapai 11,2 persen (yoy) dan uang kuasi yang tumbuh 4,5 persen (yoy).
Penyaluran Kredit
Pertumbuhan M2 pada September 2021, tambah Direktur Eksekutif Informasi tersebut, tentang Bank Indonesia terutama dipengaruhi oleh penyaluran kredit. Penyaluran kredit tercatat tumbuh 2,0 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar 1,0 persen (yoy).
Di sisi lain, melambatnya pertumbuhan Tagihan Bersih kepada Pemerintah Pusat dan Aktiva Luar Negeri Bersih menahan peningkatan pertumbuhan uang beredar yang lebih tinggi. Tagihan Bersih kepada Pemerintah Pusat tumbuh 16,1 persen (yoy), melambat dari bulan sebelumnya 21,1 persen (yoy).
Sementara itu, Aktiva Luar Negeri Bersih tumbuh 5,0 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada Agustus 2021 yang mencapai 6,0 persen (yoy).
[1] Sejak posisi data September 2021, M1 terdiri dari Uang Kartal di Luar Bank umum dan BPR, Giro Rupiah dan Tabungan Rupiah yang Dapat Ditarik Sewaktu-waktu. Penjelasan lebih lanjut terkait hal ini dapat dilihat pada publikasi Analisis UB periode data Agustus 2021. (as9)