SIARDAILY, Jakarta — Nama DR.Mahmud Mulyadi. SH., M.Hum, di kalangan Praktisi Hukum terutama Hukum Pidana mungkin sudah tidak asing lagi. Apalagi belakangan Dosen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) ini sering dimintai keterangannya sebagai Saksi Ahli dalam berbagai kasus pidana yang melibatkan pejabat nasional dan orang-orang terkenal lainnya.
Sebutlah misalnya kasus dugaan korupsi proyek e-KTP, Setya Novanto, hingga kasus dugaan korupsi dana pensiun Asabri, serta kasus-kasus pidana lainnya yang membentot perhatian publik.
Baca juga: Mariam Darus Badrulzaman: Srikandi Hukum dan Pendidik Sejati dari Melayu Langkat
Ya,soal kepakaran di ranah hukum pidana Pria kelahariran 1974 ini memang sudah tidak diragukan lagi. Namun kali ini bukan hanya soal kelihaiannya yang menarik perhatian publik, tapi lebih soal penampilannya yang selalu nyentrik dan mencolok disetiap kesempatan.
Seperti saat diminta hadir sebagai Saksi Ahli untuk terdakwa kasus Korupsi Asabri, Lukman Purnomosidi, pada akhir November 2021 lalu di Pengadian Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta Pusat misalnya, bapak dari tiga putra ini tampil beda dengan saksi-saksi ahli lainnya, dimana Mahmud hadir dengan gaya rambut ala Mohawk yang diwarnai sedikit pirang, plus tato rambut.
Tidak hanya itu, kemeja merah dibalut blazer merah muda yang dipadukan dengan celana jins bewarna biru membuatnya semakin menjadi soroton. Ditambah lagi dengan sepatu casual dengan motif berbeda antara kiri dan kanan, aksesoris seperti cincin batu akik, kalung dengan bongkahan batu Yakut Merah dari Pulau Kalimantan, gelang giok, hingga tali pinggang dengan kepala berbentuk buaya berwarna emas melengkapi penampilan siang itu.
Baca juga: Siapa Saja di Sekitar Nasionalisasi De Javasche Bank
“Kalau di persidangan, umumnya yang mulia majelis hakim itu senyum melihat penampilan saya. Bahkan ada yang minta batu yang saya pakai ini. Artinya, mereka wellcome, dan juga di persidangan itu tidak terlalu tegang jadinya. Tapi kita tetap patuh dengan simpati dan tertib tetap pada materi,” ungkap Mahmud Mulyadi kepada siard.id.
Yang lebih berat lagi menurut Mahmud adalah waktu pertama kali ke kampus dengan gaya ekstrim. Saya malu karena jadi pembicaraan para Dosen lain dan Mahasiswa. Setiap saya lewat semua orang senyum dan tertawa melihat saya. Tapi sekarang sudah biasa. Lagipula saya pernah coba rubah saya pakai celana biasa, tapi yang lain bilang saya aneh. Bahkan para mahasiswa saya yang mengatakan saya sakit. Jadi seolah-olah saya sakit berubah gitu,” terangnya pria asli Palembang ini.
Namun tidak banyak yang tahu, dibalik penampilannya yang khas dalam 10 tahun terakhir tersebut, ternyata semua berawal dari saran dan keinginan sang istri tercinta. “Pada saat kami ke salon, istri saya langsung usul untuk merubah gaya rambut saya dari sebelumnya belah tengah ke gaya mohawk. Sebenarnya saya malu juga, karena agak ekstrem. Tapi karena saran istri tercinta saya ikut saja,” kenangnya sambil tersenyum.
Ia pun tak memungkiri, lama-kelamaan jadi terbiasa, dan ternyata ada untungnya juga dengan gaya nyentrik seperti sekarang ini. “Pertama, istri saya jadi tenang, karena dengan tampil seperti sekarang tidak ada Mahasiswi yang tertarik ngajak saya kencan. Kedua, orang lebih mudah kenal dengan saya. Selanjutnya, dengan gaya seperti ini juga membantu saya untuk lebih mudah berkomunikasi dengan siapapun karena lebih egaliter,” pungkasnya Mahmud. (zh01)