SIARDAILY, Depok – Dwi Tunggal Putra sedang menyiapkan fasilitas data center terbarunya bernama Area31, di daerah Depok, Jawa Barat. Hal itu dilakukan perusahaan internet dan satelit tersebut, seiring minat investor terhadap pembangunan data center di Indonesia kian dilirik. Hal ini, tak jauh dari bertumbuhnya pengguna internet dan ekosistemnya.
Data center AREA31 siap beroperasi pada kuartal I 2022, dan memberikan layanan Tier III Hyperscale Data center dan Teleport Facilities.
“Saya sangat excited akan hadirnya AREA31 sebagai penyedia Tier III Hyperscale Data center dan Teleport Facilities, yang kami design dan bangun khusus untuk dijadikan data center, atau yang lebih dikenal dengan istilah PBDC (Purpose-Built Datacenter),” kata Yoke Tangkar, selaku VP of Sales AREA31, seperti dikuti dari keterangan resminya, Rabu 26 Januari 2022.
Baca juga: Dahana Uji Coba Rudal Merapi Penghancur Pesawat
Data center tersebut, menurutnya, ditujukan untuk memenuhi lonjakan volume data dan memenuhi ekspektasi pasar data center yang makin meningkat.
Sementara itu, seperti dilansir Antara, AREA31 resmi menyelenggarakan Ground Breaking Ceremony sebagai penanda dimulainya proses pembangunan pada 19 Juli 2019.
AREA31 dirancang dan dibangun di atas lahan seluas 20 ribu meter persegi, khusus untuk dijadikan data center dan Teleport Facilities atau yang lebih dikenal dengan istilah Purpose-Built Datacenter (PBDC).
Berbeda dengan konsep gedung data center pada umumnya, AREA31 mengusung konsep “Miltary Bunker” yang dilengkapi dengan 8 lapis keamanan tingkat tinggi, dan memiliki diferensiasi unggul, yaitu Naming Rights.
Sistem ini dibuat, agar setiap pelanggan yang berlangganan 1 Data Hall dengan kapasitas 150 Rack, bisa menyematkan brand atau company name, sebagai identitas dari Data Hall tersebut.
Berlokasi di Jl. Raya Tapos No 31, Depok, Jawa Barat, berjarak 30 KM dari Pusat Kota Jakarta, AREA31 dapat ditempuh dengan waktu hanya 30 menit.
AREA31 cocok dijadikan sebagai data center utama maupun data center cadangan atau yang biasa disebut Disaster Recovery Center (DRC), yang mana lokasi Datacenter DRC umumnya harus berjarak 30-60KM dari data center utama pelanggan.
AREA31 berkapasitas 10-Megawatt (MW), yang nantinya akan tersedia 8 Data Hall yang dapat mengakomodir 1.200 Rack.
Proses pembangunannya dibagi menjadi dua tahap, di mana saat ini sudah dilakukan proses pembangunan tahap 1, yang diperkirakan ready for service pada Q1 2022 dengan ketersediaan 4 Data Hall yang dapat mengakomodir 600 Rack.
Data center tersebut dilengkapi dengan komponen Elektrikal 2N, Cooling Infrastructure N+2 dan Generator Infrastructure N+1 dengan jaminan ketersediaan layanan 99,99 persen.
Terdapat sisi unik dari bangunan AREA31, tidak hanya diperuntukkan sebagai Tier III Hyperscale Datacenter, AREA31 juga menawarkan area Rooftop seluas 1750+ Sqm sebagai fasilitas Telecommunication Port (Teleport).
Fasilitas ini diperuntukkan bagi Satellite Communication Provider untuk colocation Stasiun Bumi dengan kapasitas hingga tujuh unit antena stasiun bumi berdiameter 9 meter.
AREA31 diklaim memiliki spesifikasi bangunannya dengan beberapa keunggulan, antara lain:
- Menggunakan M-Cast Panel Building Structure yang dikenal Durable, Bullet-Proof, Fire-Self Extinguishing, dan Eco-Friendly.
- Seismic-Proof Building Structure yang dapat menahan getaran gempa hingga 8 Magnitude.
- Floor load capacity hingga 1,2 Ton per Sqm di setiap level bangunan.
- Double Layers Concrete Roof yang dapat mencegah kebocoran ke area Data Hall.
Chief Commercial Officer PT Dwi Tunggal Putra, Edi Sugianto mengatakan, perseroan akan terus melakukan ekspansi untuk memperluas bisnis pangkalan data. “Fasilitas area 31 bisa mencapai 10 megawatt dan kapasitas rack bisa mencapai 1.200 rack,” ujarnya.
Ia menambahkan, bisnis pangkalan data akan terus berkembang. Sejak 2003, Dwi Tunggal Putra melihat kebutuhan terhadap kapasitas terus bertambah.
Dalam menarik perusahaan lain untuk bergabung, Dwi Tunggal Putra selalu menawarkan layanan pangkalan data dengan konsep cost efisien.
“Kami menawarkan pangkalan data dengan kualitas yang baik dengan harga yang bersahabat. Layanan kami juga sangat fleksibel,” jelasnya.
Sekjen Asosiasi Penyelenggara Data Center Indonesia (IDPRO), Teddy Sukardi mengatakan, penyewa baru dari segmen layanan publik dan penyiaran akan mulai ramai menggunakan layanan pangkalan data pada tahun ini.
Sementara itu, perusahaan dagang-el dan perbankan, yang selama ini telah menggunakan layanan pangkalan data, akan menambah kapasitas dan berkembang. Dengan tambahan tersebut, bisnis pangkalan data pada 2022 diperkirakan tetap sehat dengan pertumbuhan dua digit dibandingkan dengan 2021.
“Pertumbuhan data center dua digit hampir pasti pada tahun depan, karena ini termasuk sektor yang pertumbuhannya sehat,” ujar Tedy.
Ia juga memperkirakan, harga layanan sewa kapasitas peladen (server) pada tahun depan akan makin terjangkau.
Persaingan akan mengarah pada kualitas layanan. Pangkalan data yang paling andal dan aman akan banyak digunakan. “Tuntutan keandalan layanan pangkalan data pada tahun depan akan makin tinggi. Biaya penempatan server akan makin terjangkau,” ungkapnya. (as9)
Baca juga: Tingkatkan Adopsi Layanan dan Talenta Digital, OVO Terbanyak Digunakan