Menteri Koperasi & UKM Teten Masduki (kiri) dan Kepala LKPP Hendrar Prihadi (kanan). (FOTO: ANTARA/Bayu Saputra)
SIARDAILY, Jakarta – Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah atau LKPP mencatat transaksi pengadaan barang/jasa dengan mengutamakan Produk Dalam Negeri (PDN) dan Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi (UMKK) melalui platform Katalog Elektronik kian meningkat.
Kepala LKPP, Hendrar Prihadi mengungkapkan, kinerja Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP) secara nasional berada pada tren positif. Ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperkuat komitmen bersama untuk mewujudkan proses PBJP yang semakin tepat, bermanfaat, dan berdampak pada kemajuan bangsa.
“Kolaborasi bersama menjadi hal yang penting dalam mendorong proses PBJ supaya ke depan menjadi semakin baik, di mana saat ini kinerja PBJ secara nasional berada pada capaian yang positif yang harus kita jaga dan tingkatkan. Saya berterima kasih atas segala upaya yang kita lakukan ini menjadikan PBJ semakin baik,” kata pria yang akrab disapa Hendi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengadaan 2023 pada Selasa kemarin, 11 November 2023.
Baca Juga: Sikap TikTok dengan Aturan Baru Social Commerce
Adapun LKPP mencatat, realisasi PDN terhadap realisasi pengadaan melalui penyedia di tahun 2023 adalah sebesar 90 persen. Angka tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai angka 76 persen. Sedangkan untuk realisasi produk UMKK terhadap realisasi pengadaan melalui penyedia meningkat dari 36,1 persen menjadi 37,6 persen (data hingga 27 Oktober 2023).
Selain hal di atas, capaian jumlah produk tayang dalam Katalog Elektronik melebihi target lima juta produk sebagaimana instruksi Presiden RI Joko WIdodo di tahun ini. Yakni, sebanyak 6,9 juta produk tayang pada Katalog Elektronik dengan total nilai transaksi mencapai Rp161,3 triliun. Capaian ini meningkat dibandingkan capaian target tahun sebelumnya, yakni 2,4 juta produk tayang dengan total nilai transaksi Rp93,9 triliun.
Namun, Hendi mengatakan, dari total Rencana Umum Pengadaan (RUP) 2023, belanja pemerintah senilai Rp1.175,56 triliun dengan sebesar Rp810,92 triliun di dalamnya melibatkan penyedia. Dari angka tersebut, baru terealisasi sebesar Rp529,51 triliun atau 65,3 persen dari total yang direncanakan. Artinya, dari total RUP Belanja pemerintah, masih ada sekitar 34,7 persen belum terealisasi.
Karena itu, LKPP terus memacu upaya peningkatan realisasi tersebut, salah satunya dengan meningkatkan performa sistem pengadaan melalui New Platform Katalog Elektronik yang mampu menciptakan pengadaan yang kredibel, andal, dan mudah digunakan.
“Manfaat pengadaan barang/jasa dilakukan melalui Katalog Elektronik dapat membuat proses pengadaan dilakukan lebih cepat, transparan, efektif, dan efisien, sehingga percepatan penyerapan anggaran pemerintah dapat dilakukan, manfaat dapat segera dirasakan oleh masyarakat, dan pemerataan ekonomi dapat terwujud,” tutur Hendi.
Lebih lanjut, Hendi juga menyebutkan, dalam rangka mewujudkan efisiensi di seluruh sektor pengadaan barang/jasa lainnya, LKPP RI akan terus mendorong Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah (K/L/PD) untuk melakukan konsolidasi pengadaan. Konsolidasi pengadaan sendiri merupakan inovasi yang dirancang LKPP RI, untuk mendorong terwujudnya efisiensi anggaran pemerintah, sesuai arahan Presiden Jokowi.
Melalui strategi konsolidasi pengadaan, LKPP RI berupaya menekan harga jual barang/jasa oleh penyedia melalui pemaksimalan potensi pengadaan lintas instansi, sehingga pemerintah bisa bertransaksi dengan harga yang lebih efisien.
Data LKPP menunjukkan, senilai Rp2,03 triliun total efisiensi belanja berhasil dihasilkan dari konsolidasi pengadaan laptop PDN, pupuk NPK, USG 2 dimensi, antropometri kit, BKB kit stunting, logistik pemilu 2024, dan bahan pakaian PDH, serta seragam sekolah PDN di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya, LKPP akan melakukan konsolidasi pengadaan lisensi software kerja perkantoran, akomodasi hotel, aspal button, dan BBM, serta pelumas untuk kebutuhan TNI.
Hadir dalam kegiatan yang sama, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Teten Masduki. Ia menyampaikan apresiasinya kepada LKPP atas upaya LKPP untuk meningkatkan penggunaan PDN dan UMKK dalam belanja pemerintah. “Saya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada LKPP yang secara terus menerus dan sistematis memanfaatkan PBJP untuk pengembangan industri dalam negeri, khususnya UMKM,” kata dia.
Teten juga mengungkapkan, Kemenkopukm juga akan terus berkomitmen mendukung transformasi PBJ dengan fokus pada pemberdayaan UMKM. “Kami ingin PDN dibeli dan kualitasnya terus ditingkatkan, agar lebih sejalan PBJ dapat dipenuhi oleh UMKM, sehingga KLPD perlu melakukan pembelian produk UMKM dengan konsolidasi pengadaan dan melakukan substitusi produk impor menggunakan produk PDN,” tuturnya. (asp)
Baca Juga : Teten Masduki, Seharusnya Bank Bidik UMKM Potensial untuk Naik Kelas