SIARDAILY, Jakarta – PT Indosat Tbk dan PT Hutchison 3 Indonesia mengumumkan aksi korporasi penyelesaian penggabungan usaha atau merger, setelah menerima semua persetujuan hukum dan pemegang saham yang diperlukan, dan kini berubah nama menjadi Indosat Ooredoo Hutchison.
“Ini merupakan langkah penting dan strategis bagi perusahaan untuk menjadi perusahaan telekomunikasi berskala internasional,” kata Chief Operating Officer (COO) Indosat Ooredoo, Vikram Sinham, seperti dikutip dalam keterangan pers, Jumat 7 Januari 2022.
Baca juga: Q3-2021, Laba Bersih Perdana Gapuraprima Naik 122%
Vikram Sinha, yang sebelumnya menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) Indosat Ooredoo, akan memimpin Indosat Ooredoo Hutchison sebagai Chief Executive Officer (CEO). Secara bersamaan, Nicky Lee juga ditunjuk sebagai Chief Financial Officer (CFO) untuk Indosat Ooredoo Hutchison.
Penggabungan usaha yang diselesaikan akan menyatukan dua bisnis yang saling melengkapi untuk menciptakan perusahaan telekomunikasi dan internet digital kelas dunia baru untuk Indonesia.
Sebagai perusahaan telekomunikasi seluler terbesar kedua di Indonesia, Indosat Ooredoo Hutchison memiliki kemampuan yang lebih baik untuk bersaing dan memberikan nilai lebih bagi semua pemangku kepentingan, termasuk karyawan, pelanggan, dan pemegang saham.
Indosat Ooredoo Hutchison akan dipandu oleh visi perusahaannya, yaitu “Menjadi Perusahaan Telekomunikasi Digital yang Paling Dipilih di Indonesia” dalam memenuhi kebutuhan dan peluang pasar yang luar biasa, mengiringi pertumbuhan digital dan ekonomi Indonesia.
Dengan skala, kekuatan finansial, dan keahlian Perusahaan yang lebih baik, serta kepemilikan jaringan, talenta, dan kemitraan strategis yang unggul, Indosat Ooredoo Hutchison akan menjadi pemain telekomunikasi penting dalam mendorong agenda transformasi digital Indonesia.
“Perusahaan akan terus berfokus pada misi intinya untuk memberikan pengalaman digital kelas dunia serta menghubungkan dan memberdayakan seluruh masyarakat Indonesia,” katanya.
Penggabungan usaha ini tidak berdampak pada pelanggan Indosat Ooredoo Hutchison, yang akan terus menerima layanan dan penawaran yang luar biasa tanpa gangguan.
Untuk menandai hari pertama Perusahaan secara resmi dan sebagai tanda terima kasih perusahaan bagi kesetiaan pelanggan, Indosat Ooredoo Hutchison menawarkan bebas menelpon sebulan bagi sesama pengguna Indosat Ooredoo Hutchison, hingga 200 menit sehari.
Indosat Ooredoo Hutchison akan terus melakukan perdagangan di Bursa Efek Indonesia dengan kode ISAT. Nilai transaksi merger antara kedua perusahaan ini mencapai US$6 miliar atau sekitar Rp86 triliun (kurs Rp 14.333).
SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo, Steve Saerang mengatakan, transaksi ini menggabungkan kedua perusahaan menjadi operator nomor dua yang lebih kuat di Indonesia, dengan pendapatan tahunan hingga US$3 miliar atau Rp43 triliun.
“Selain itu, memberikan keuntungan bagi seluruh pemangku kepentingan dan pelanggan, serta mempercepat transformasi digital Indonesia,” tutur Steve.
Dengan lahirnya Indosat Ooredoo Hutchison ini, maka tidak ada lagi perusahaan bernama Hutchison 3 Indonesia (Tri). Namun, yang ada saat ini, Tri hadir sebagai produk dari Indosat Ooredoo Hutchison.
Produk layanan Tri ini, nanti bersanding dengan IM3 yang berada di bawah Indosat Ooredoo sebelumnya. Strategi dual brand ini akan menjadi senjata awal Indosat Ooredoo Hutchison mengarungi industri telekomunikasi Indonesia.
“Iya, Tri sebagai brand produk. PT Hutchison 3 Indonesia sudah tidak ada lagi sekarang. Sekarang hanya PT Indosat Tbk dengan nama komersial Indosat Ooredoo Hutchison,” ujar Steve.
Sekadar informasi, berdasarkan data Konsultan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti), dari 3.435 titik desa yang belum mendapat akses 4G, sebanyak 645 desa akan dibangun jaringan 4G oleh Indosat dan sebanyak 378 desa akan dibangun 4G oleh Tri Indonesia.
Adapun hingga akhir 2021, Indosat menargetkan untuk menyelesaikan 19,22 persen dari target pembangunan 4G tersebut. Sementara Tri akan menyelesaikan 18,51 persen dari target pembangunan.
Jika digabungkan, keduanya akan membangun jaringan 4G di 1.023 desa atau 29,78 persen dari target jumlah desa yang harus dialiri 4G oleh operator seluler pada 2022. (as9)
Baca juga: Jakarta Setiabudi Internasional Raih Rp326 Miliar, Ini Proyek Strategisnya