SIARDAILY, Jakarta – Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono menyatakan bahwa Toyota Indonesia mulai mengekspor mobil ramah lingkungan berjenis hybrid (hybrid electric vehicle/HEV) mulai tahun 2022.
Warih mengatakan, ekspor mobil buatan Indonesia ke pasar mancanegara merupakan salah satu cara untuk menjembatani rantai pasok otomotif Indonesia ke pasar global.
“Kami mulai persiapan model HEV produksi lokal di tahun 2022. Kami yakin, ekspor akan menjadi jembatan rantai pasokan ke pasar global,” kata Warih, seperti dikutip dari laman Antara, Jumat 24 Desember 2021.
Baca Juga : Dukung Era Eliktrifikasi, Ajang Electric Vehicle Show Digelar Mei 2022
Warih menjelaskan, TMMIN akan menggunakan strategi multi-pathway, di mana mereka tidak akan terpaku pada satu jenis mobil listrik saja, melainkan menggunakan berbagai jenis mobil listrik sesuai dengan perkembangan pasar.
Artinya, Toyota tidak hanya berfokus pada HEV, namun juga Battery Electric Vehicle (BEV), Plug-In Hybrid Vehicle (PHEV) hingga mobil bermesin bakar dengan teknologi rendah emisi seperti Electronic Fuel Injection (EFI) dan Dual Variable Valve Timing-Intelligent (Dual VVT-I)
“Kami harus menggunakan strategi multi pathway dari seluruh segmen, agar pelanggan bisa memilih berdasarkan kebutuhan mereka dan setiap masyarakat berkontribusi dalam pengurangan emisi,” ujarnya.
Model yang`Ada
Direktur Administrasi Korporasi dan Hubungan Eksternal TMMIN, Bob Azam menambahkan, Toyota akan memulai produksi kendaraan listrik dari model-model mobil yang sudah ada di Indonesia.
Meski tak menyebut jenis mobil yang dimaksud, namun Bob mengatakan, produksi kendaraan listrik dari model yang existing itu akan mempermudah proses edukasi mobil listrik kepada masyarakat.
“Kami tahun depan mulai memproduksi model-model elektrifikasi, yang dimulai dari model-model yang sudah beredar di Indonesia,” jelasnya.
Bob menilai, tahun ini industri otomotif di Tanah Air sudah memasuki fase recovery atau pemulihan. Ia menyebut, tahun ini pasar mobil domestik mencapai 88 persen dan ekspor menembus 89 persen dibanding sebelum pandemi tahun 2019.
“Ekspor mencapai 189 ribu unit. Domestik dan ekspor hampir sama, mendekati 90 persen,” katanya.
Padahal pada 2020, lanjut dia, pasar domestik hanya mencapai 50 persen dibanding 2019, dan ekspor hanya 70 persen dibanding sebelum pandemi 2019. “Tahun ini hampir sama ekspor dan domestik, akibat adanya insentif PPnBM yang diberikan pemerintah,” katanya.
Ia pun mengapresiasi, rencana pemerintah melalui Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita yang berencana mempermanenkan penghapusan PPnBM otomotif dengan syarat antara lain local purcase atau kandungan lokal mencapai 80 persen.
“Apalagi local purchase kita sudah hampir rata-rata mendekati 80 persen, bahkan beberapa model sudah di atas 80 persen,” ujar Bob.
Toyota Indonesia juga menyebut, industri otomotif nasional memasuki masa pemulihan setelah dampak pandemi Covid-19 dan berharap tahun depan pasar lebih bergairah lagi dengan dukungan insentif penghapusan PPnBM dari pemerintah.
“Tahun ini, pasar memang cukup naik dibandingkan 2020. Pada Januari-November 2021, penjualan secara whole sales sudah mendekati angka 800 ribu unit,” kata Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy, pada kesempatan yang sama.
Ia mengatakan, dengan penjualan mobil secara nasional pada Januari-November yang mencapai sekitar 799 ribu unit, maka terjadi kenaikan sekitar 66,5 persen dibanding tahun lalu.
Sedangkan penjualan Toyota di Indonesia, juga melonjak 84,5 persen pada Januari-November 2021, menjadi 263 ribu unit dengan pangsa pasar 33 persen.
“Kontribusi penjualan terbesar pastinya dari Avanza, Rush, Innova, dan Raize model LCGC baru Toyota yang sudah bisa diterima pasar Indonesia,” kata Anton.
Ia memperkirakan, penjualan mobil secara nasional untuk semua merek di Indonesia bakal mencapai di atas 850 ribu unit sampai akhir tahun ini.
“Dengan capaian itu, mudah-mudahan tahun depan dengan kondisi ekonomi dan pandemi yang sudah lebih stabil, kami harapkan pasar mobil di Indonesia bisa di atas 900 ribuan unit,” ungkap Anton. (as9)
Baca Juga : Diskon Pajak Penjualan Barang Mewah Selamatkan Industri Otomotif