SIARDAILY, Jakarta – Bank Indonesia menyatakan bahwa Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2022 mengalami inflasi 0,56 persen (month to month/mom), menurun tipis dari inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,57 persen (mtm).
Perkembangan ini, menurut Direktur Eksekutif BI, Erwin Haryono, seperti dikutip dari laman BI, Rabu 3 Februari 2022, dipengaruhi penurunan inflasi kelompok volatile food dan administered prices, di tengah kenaikan inflasi inti.
Secara tahunan, inflasi IHK Januari 2022 tercatat 2,18 persen (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,87 persen (yoy).
Baca juga: Covid-19 Ikut Buat Inflasi 2021 Rendah
Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi sesuai kisaran targetnya 3,0±1 persen pada 2022.
Inflasi inti pada Januari 2022 tercatat 0,42 persen (mtm), meningkat dari inflasi pada Desember 2021 sebesar 0,16 persen (mtm).
Berdasarkan komoditasnya, kenaikan inflasi inti terutama dipengaruhi inflasi komoditas mobil, serta kontrak dan sewa rumah, seiring pola musiman awal tahun dan peningkatan mobilitas masyarakat.
Kenaikan inflasi inti lebih lanjut, tertahan oleh deflasi biaya administrasi transfer uang, seiring dengan implementasi BI-FAST. Secara tahunan, inflasi inti Januari 2022 tercatat sebesar 1,84 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,56% (yoy).
Inflasi inti tetap rendah, di tengah permintaan domestik yang mulai meningkat, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi.
Sementara itu, kelompok volatile food mengalami inflasi 1,30 persen (mtm) pada Januari 2022, melambat dari inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,32 persen (mtm). Perlambatan tersebut, didorong deflasi komoditas cabai merah, seiring masuknya periode panen di beberapa sentra produksi.
Perlambatan inflasi kelompok volatile food yang lebih dalam, tertahan inflasi komoditas daging dan telur ayam ras. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat 3,35 persen (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 3,20 persen (yoy).
Sedangkan kelompok administered prices pada Januari 2022, mencatat inflasi 0,38 persen (mtm), melambat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,45 persen (mtm). Perkembangan tersebut, terutama dipengaruhi deflasi angkutan udara, seiring normalisasi harga pascalibur Natal dan Tahun Baru.
Perlambatan inflasi kelompok administered prices lebih lanjut tertahan inflasi bahan bakar rumah tangga akibat penyesuaian harga LPG nonsubsidi, serta aneka rokok, seiring dampak kenaikan cukai tembakau.
Erwin, yang juga menjabat sebagai Kepala Departemen Komunikasi BI mengatakan, secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 2,37 persen (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,79 persen (yoy). (as9)
Baca juga: Posisi Cadangan Devisa November 2021 Naik