Mendag Lutfi: Ekonomi Indonesia Maju Karena UKM Kuat

SIARDAILY, Jakarta— Menteri Perdagangan  Muhammad Lutfi mengungkapkan, Indonesia berpeluang menjadi negara dengan ekonomi maju di dunia. Hal disebabkan Indonesia mempunyai pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang kuat. Hal ini disampaikan Mendag Lutfi saat membuka acara Briefer’s Event Empowering SMEs To Recover Stronger secara virtual pada hari ini, Jumat (11/3).

“Indonesia adalah negara kuat dan pasti bisa maju karena memiliki UKM yang  kuat, mempunyai kualitas  manusia yang besar, bertanggung jawab, dan saling gotong royong.  Indonesia akan menjadi salah satu negara paling maju di dunia,” kata Mendag Lutfi.

Mendag menyampaikan, UKM berkontribusi terhadap 61,97 terhadap produkdomestikbruto (PDB) Indonesia serta menyerap lebih dari 97 persen tenaga kerjapada 2021. Namun, dari sisi ekspor pada triwulan  ketiga  2021,  kontribusi  UKM  terhadap  ekspor  nonmigas  Indonesia baru mencapai 15,65 persen. Dari segi jumlah pelaku, hanya sekitar 16,96  persen eksportir yang berasal dari UKM.

Baca Juga: Teten Masduki, Seharusnya Bank Bidik UMKM Potensial untuk Naik Kelas

 Adapun produk UKM yang diekspor di antaranya produk mesin sederhana, aksesoris  kendaraan, peralatan rumah tangga, produk kayu, tekstil, dan hasil laut. “Untuk itu, kita  perlu  melihat  tantangan  ke  depan untuk  memajukan  usaha sebagai pilar utama memajukan Indonesia,” imbuhnya.

Mendag mengungkapkan, pada 2045 PDB Indonesia diprediksi menempati urutan   keempat berdasar  nilai  tukar  pasar dengan per kapita sebesar USD  28,934 di bawah  Tiongkok, Amerika Serikat, dan India. Indonesia juga diprediksi akan keluar dari jebakan kelas menengah pada 2034.

Untuk mencapai hal tersebut, investasi harus tumbuh7,3 persen dengan kontribusi PDB sebesar 39 persen, manufaktur tumbuh 7,8 persen dengan kontribusi terhadap PDB 32 persen, ekspor tumbuh 7,9 persen dengan kontribusi 54 persen. Sementara untuk keluar  dari jebakan kelas menengah, Indonesia harus melakukan investasi pada infrastruktur dan transfer teknologi.

“Saat ini infrastruktur sedang digenjotagar biaya  logistik  menjadi lebih murahdan  transfer teknologi sedang dikerjakan. Agar berhasil melakukan transfer teknologi, Indonesiaharus memiliki pendidikan yang berkualitas agar sumber daya manusiadi masa mendatang menjadi kelas prima,”jelas Mendag Lutfi.

Mendag menjelaskan, terdapat beberapa tren yang harus diantisipasi masa yang akan datang, yaitu mega tren dunia pada 2045, evolusi ekspor Indonesia ke produk industri dan industri berteknologi tinggi, serta ekonomi digital.

Baca Juga: Meski Pandemi, Kinerja Industri Otomotif Tetap Moncer

Mendag Lutfi menyebut, pada 2045penduduk dunia akan tumbuh menjadi 9,45 miliar orang. Pada masa ini, demografi penduduk dunia didominasi oleh oranglanjut usia. Pada periode ini, 66 persen penduduk tinggal di perkotaan dan 95 persen dari urbanisasi  tersebut terjadi di negara emerging market  seperti  Indonesia. Pada  periode ini, keuangan  internasional juga menjadi jauh lebih transparan dan tertelusur (tracebility) yang menyebabkan mata uang regional menjadi lebih banyak dan tidak dikuasai oleh mata uang tertentu seperti hari ini.

Selain itu, lanjutnya, 8,1 miliar atau 84 persen dari penduduk dunia termasuk dalam kelas menengah. Jumlah  tersebut merupakan suatu tren yang bagus untuk konsumsi dan baik  untuk pertumbuhan UKM. Pertumbuhan konsumsi juga bagus untuk pertumbuhan negara karena konsumsi turut membantu pertumbuhan ekonomi sebesar 54 persen.

 “Di masa depan, kompetisi penguasaan sumber daya alam akan semakin meningkat dengan benua Asia dan Afrika menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, kita harus menjaga cadangan sumber daya alam untuk memastikan yang terbaik untuk kepentingan Indonesia,” terang Mendag Lutfi.

Mendag Lutfi menambahkan, pada masa ini terjadi perubahan iklim. Suhu  muka bumi akan naik antara 3—3,5 persen sehingga memberikan efek pada negara kepulauan, seperti Indonesia. Di masa mendatang  yang harus diantisipasi juga adalah penguasaan  teknologi seperti kecerdasan buatan, bioteknologi, dan ekonomi sirkular.

“Di masa depan, 71 persen perananekonomiakan berada di negara emerging market dan 54 persen berada di Asia. Jadi, kita  akan  memastikan peperangan melawan kemiskinan dan  pertumbuhan ekonomi harus dapat dicapaisebelum batas waktutahun 2038,” imbuh Mendag Lutfi.

Mendag Lutfi juga menjelaskan peran ekonomi digital terhadap ekonomi nasional. Pada 2020, total PDB Indonesia tercatat sebesar Rp15.400 triliun. Dari jumlah tersebut, ekonomi digital berkontribusi sebesar 4 persen atau sebesar Rp632 triliun.

“Pada 2030, PDB Indonesia akan tumbuh menjadi Rp24.000 triliun. Pada periode ini,ekonomi digital tumbuh empat kali lipat menjadi Rp4.531 triliun atau berkontribusi sebesar 18 persen dari total PDB. Hal penting lainnya yang perlu diperhatikanyaitusektor pendidikan dan kesehatan yang mempunyai peran untuk menyelamatkan generasi emas Indonesia,” pungkas Mendag Lutfi. (zh1)

Share via
Copy link