SIARDAILY, Garut – Pemerintah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor, setelah lebih dari 100 desa di 14 kecamatan di wilayah Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat terendam banjir pada Jumat lalu, 15 Juli 2022.
Ketetapan tersebut dikuatkan oleh keputusan Nomor 362/KEP.415-BPBD/2022 tanggal 16 Juli 2022, tentang Status tanggap darurat tersebut, terhitung 14 hari sejak 16 Juli hingga 29 Juli 2022 mendatang.
Seperti dikutip dari data yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa 19 Juli 2022, 14 kecamatan yang terdampak antara lain Kecamatan Cikajang, Tarogong Kidul, Pasirwangi, Cigedug, Bayongbong, Tarogong kaler, Samarang, Banyuresmi, Cibatu, Karangpawitan, Garut Kota, Cilawu, Banjarwangi dan Singajaya. Sebanyak 6.031 Kepala Keluarga (KK) atau 18.873 jiwa terdampak dan 649 jiwa di antaranya mengungsi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, melaporkan update kerugian meteril sebanyak 4.035 unit rumah terdampak dengan 11 unit di antaranya rusak berat, 13 kantor pemerintah rusak sedang, 10 kantor pemerintah rusak ringan, dua unit fasilitas pendidikan rusak sedang, dan tiga unit fasilitas pendidikan rusak ringan. Selain itu, tercatat sedikitnya 17.077 hektare kolam ikan milik warga terdampak.
Baca juga: Banjir Bandang Terjang Bumiayu, 297 Warga Mengungsi
Tim Tanggap Darurat BNPB didampingi BPBD Kab Garut, telah meninjau salah satu lokasi banjir di Desa Kulon, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, dan Kecamatan Ciwalen. Lokasi ini dipilih, karena rumah warga berada di samping aliran Sungai Cimanuk dan diperkirakan lokasi paling parah terdampak banjir dan longsor.
Menurut Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi BNPB, meski surut, banjir menyisakan material lumpur yang menutupi jalan dan rumah warga. Warga secara bergotong royong dibantu BPBD, TNI, Polri, dinas terkait dan relawan membersihkan material lumpur.
Sementara itu, material longsor yang menutupi jalan di Kampung Cigayun dan Desa Sukamulya selesai dibersihkan Dinas PUPR, sehingga sudah dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat.
Petugas hingga saat ini terus melakukan pendataan, khususnya untuk rumah warga yang hanyut atau hilang tersapu banjir. Melalui Rapat Koordinasi Darurat bencana banjir dan tanah longsor, direncanakan untuk rumah warga yang berada di bantaran sungai akan di relokasi.
Sementara itu, berbagai bantuan telah disalurkan kepada korban terdampak banjir dan longsor, diantaranya bantuan logistik dari BPBD Provinsi Jawa Barat dan Jasa Marga Provinsi Jawa Barat.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siap siaga menghadapi potensi bahaya banjir susulan. Menghadapi bahaya banjir, pemerintah daerah bersama warga dapat secara rutin dapat membersihkan saluran air, normalisasi sungai, melakukan perbaikan dan penguatan tanggul, serta menghijaukan kembali daerah resapan air di hulu dan sepanjang aliran sungai.
Banjir Surut
Sementara itu, banjir yang melanda 20 desa di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, telah surut pada Sabtu 16 Juli 2022. Tidak ada laporan korban jiwa atau pun luka-luka akibat insiden ini.
Pemutakhiran data di Pusdalops BNPB per Sabtu, banjir berdampak pada 142 KK atau 478 jiwa, sedangkan warga masih mengungsi sebanyak 109 KK. Mereka yang mengungsi berada di beberapa titik, seperti RSUD dr. Slamet dan rumah kerabat. Selain berdampak pada warga, banjir mengakibatkan sejumlah kerusakan.
Tercatat rumah rusak berat sebanyak sembilan unit, sedangkan terdampak 295 unit. Selain itu, infrastruktur terdampak berupa fasilitas pendidikan dua unit, fasilitas umum empat unit, dan akses jalan terputus di Kampung Ujung. Pantauan petugas menyebutkan genangan di jalan tersebut antara 10 – 70 sentimeter.
Sebelumnya diinformasikan banjir merendam 20 desa yang tersebar pada delapan kecamatan di Kabupaten Garut, pada Jumat lalu. BPBD Kabupaten Garut melaporkan banjir dipicu hujan lebat yang terjadi sejak Jumat malam, pukul 20.00 WIB.
Adapun 20 desa yang terdampak adalah Desa Cibodas di Kecamatan Cikajang, Desa Peminggir, Desa Kota Kulon, Desa Ciwalen, Desa Muara Sanding, dan Desa Sukamantri di Kecamatan Garut Kota.
Sementara itu, di Kecamatan Tarogong Kidul terdapat lima desa yang terendam, yaitu Desa Sukakarya, Desa Haurpanggung, Desa Sukajaya, Desa Jayawaras, dan Desa Jayaraga. Desa Panembong, dan Desa Mulyasari di Kecamatan Bayongbong, Desa Suci, Suci Kaler, Lengkong Jaya, dan Sindanglaya di Kecamatan Karangpawitan, Desa Sukarati di Kecamatan Banyuresmi, Desa Ngamplang di Kecamatan Cilawu, dan Desa Mekarsari di Kecamatan Cibatu. (as9)
Baca juga: Horee, Mudik ke Garut Sudah Tidak Macet Lagi