Jakarta, SIARD – Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) pada triwulan IV-2024 tetap terjaga, di tengah divergensi pertumbuhan ekonomi dunia, serta ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat.
“SSK untuk triwulan IV-2024 menurut kami KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan), tetap terjaga di tengah divergensi pertumbuhan ekonomi dunia, ini karena berbagai negara maju ada yang ekonominya masih kuat seperti Amerika Serikat. Sementara, Eropa dan Tiongkok masih struggle untuk me-recover pertumbuhannya, dan juga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat,” ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam keterangan resminya, Jumat 24 Januari 2025.
Baca Juga: Prabowo Pangkas Anggaran Belanja 2025 Rp306 Triliun
Dari sisi perekonomian, Menkeu mengatakan, ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat, ditopang terutama oleh kenaikan investasi dan terjaganya konsumsi rumah tangga, serta peningkatan belanja Pemerintah.
Selain itu, Pemilihan Kepala Daerah serentak pada November 2024 dan musim libur akhir tahun, termasuk Natal dan tahun baru, menjadi faktor positif ekonomi Indonesia di triwulan IV-2024.
Di sisi eksternal, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan berturut-turut untuk tahun ke-5 pada 2024, disertai indeks PMI Manufaktur Indonesia di Desember 2024, kembali ke zona ekspansif. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan lima persen yoy di tahun 2024 dan 5,2 persen yoy di 2025.
“Nilai tukar Rupiah, juga tetap terkendali didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia,” ujar Menkeu.
Secara keseluruhan tahun 2024, Rupiah tercatat di level Rp16.095, melemah 4,34 persen yoy secara point to point, namun masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang sejumlah negara lain seperti won Korea, peso Mexico, real Brasil, yen Jepang, dan lira Turki.
Sebaliknya, nilai tukar Rupiah menguat terhadap mata uang kelompok negara maju di luar dolar AS, dan stabil terhadap mata uang kelompok negara berkembang. Perkembangan tersebut sejalan dengan kebijakan stabilisasi BI serta didukung oleh aliran masuk modal asing yang masih berlanjut, imbal hasil instrumen keuangan domestik yang menarik, serta prospek ekonomi Indonesia yang tetap baik.
Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) 2024 juga terjaga. Bulan Desember 2024, tercatat IHK sebesar 1,57 yoy. Sementara itu, inflasi volatile food terus menurun didukung oleh peningkatan pasokan pangan seiring berlanjutnya musim panen, serta sinergi dari pengendalian inflasi oleh Tim Pengendalian Inflasi Pusat/Daerah, serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan.
“KSSK terus berkomitmen untuk meningkatkan sinergi dan terutama untuk mengantisipasi potensi risiko dan dinamika yang sekarang terus berkembang, terutama dari dinamika geopolitik dunia dan potensi rambatannya pada perekonomian dan sektor keuangan domestik. Dalam hal, ini KSSK akan terus memperkuat coordinated policy respon dan kewaspadaan di dalam rangka memitigasi kemungkinan risiko bagi perekonomian dan SSK,” ungkap Menkeu. (asp)