Salah satu Kawasan Industri di Indonesia. (FOTO: PT KIW)

Ekspansi Terus Berlanjut di Sektor Industri, Kawasan Mana Primadona?

Jakarta, SIARDSektor industri diperkirakan masih akan bertumbuh di tahun ini, dibandingkan sektor properti lainnya. Bahkan, ekspansi bisnis para investor dalam negeri maupun mancanegara diprediksi terus berlanjut di sektor ini.

Colliers Indonesia memproyeksikan, akan terjadi percepatan pertumbuhan sektor industri dibandingkan dengan sektor properti lainnya. Hal tersebut, tervalidasi oleh kinerja penjualan lahan sepanjang tahun 2024.

“Adanya angka penjualan yang luar biasa, memperlihatkan sektor industri berada di jalur yang tepat dan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan,” kata Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto dalam keterangan resminya, Senin 17 Maret 2025.

Baca Juga: Masterplan Infrastruktur Kawasan Industri Morowali Disiapkan

Ferry menambahkan, Colliers tetap optimistis sektor industri akan terus berkembang di masa depan. Terutama, bila didukung oleh fondasi ekonomi yang kuat, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang sejalan dengan target pemerintah, serta lingkungan politik dan keamanan yang stabil.

Guna mempertahankan daya saing dengan negara-negara tetangga dan menarik lebih banyak investasi asing, menurutnya, pemerintah daerah harus secara konsisten meningkatkan tata kelola keamanan di dalam zona industri.

“Gangguan keamanan di area ini, sering kali menjadi penghalang bagi investor yang mempertimbangkan alokasi modal di Indonesia. Karena itu, memastikan lingkungan industri yang aman dan kondusif, harus dianggap sebagai prioritas utama,” ujar Ferry.

Colliers memperkirakan, penyerapan lahan industri di masa depan akan terus didominasi oleh industri berbasis teknologi, seperti pusat data dan manufaktur kendaraan listrik. “Selain sektor kendaraan listrik, industri otomotif konvensional tetap aktif, dengan total transaksi sekitar 30,37 hektare di enam kawasan industri,” lanjut Ferry.

Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, penjualan dan aktivitas sewa-menyewa lahan industri di kawasan Greater Jakarta, mencatat rekor tertinggi. Pada tahun 2024, total transaksi mencapai 427,06 hektare, hampir menyamai pencapaian tahun 2014. Jika dibandingkan dengan total transaksi tahun 2023, terjadi kenaikan hampir dua kali lipat.

Penjualan lahan industri pada kuartal keempat tahun 2024, menunjukkan kinerja yang solid, memberikan dorongan positif bagi pasar lahan industri secara keseluruhan. Tren pertumbuhan ini, diperkirakan berlanjut dalam beberapa tahun mendatang.

“Tahun ini, harga telah mengalami penyesuaian di beberapa kawasan industri dan tampaknya mulai stabil. Namun, untuk kawasan yang baru dikembangkan, dan saat ini menawarkan harga kompetitif, memiliki potensi kenaikan harga yang signifikan. Terutama, jika tren penyerapan terus menunjukkan pertumbuhan yang positif,” ujar Ferry.

Knight Frank Indonesia juga berpendapat, sektor industri dan logistik menjadi salah satu subsektor properti yang dinilai memiliki risiko yang minim dan potensi tumbuh yang tinggi, sehingga menjadi pilihan investor di berbagai kota di Asia Pasifik, termasuk Asia Tenggara.

Saat ini, di Greater Jakarta dan Subang, menjadi submarket paling potensial dan menjadi primadona, dengan sektor auto-related sebagai prime mover. Terutama, yang terkait dengan pengembangan produksi EV (electric vehicle) dan berbagai industri turunannya.

Kawasan industri di Karawang. (FOTO: Karawang International Industrial City)

Sementara itu, sektor Data Center yang sejak 2021, terdeteksi aktif menyerap lahan industri di Greater Jakarta, di akhir tahun 2024, tidak lagi menjadi occupier utama, dengan total serapan lahan yang tidak setinggi dua tahun sebelumnya.

Performa subsektor industri, terhitung mencatatkan yang terbaik sejak pandemi melanda. Sehingga, tidak mengherankan jika beberapa kawasan industri di Jabodetabek berencana membuka tambahan pasokan lahan untuk memenuhi permintaan para industrialist. Termasuk di wilayah Subang, yang juga memiliki rencana yang sama.

Berikut, kilasan pasar kawasan industri Jabodetabek dan sekitarnya periode semester II 2024, sebagai berikut:

  • Total stok kawasan industri di Greater Jakarta dan sekitarnya bertambah, saat ini tercatat berkisar 15.729 hektare.
  • Total serapan lahan di semester ini berkisar 77 hektare,
  • Subang, Bekasi dan Karawang, masih menjadi submarket yang potensial saat ini,
  • Harga masih stabil, cenderung mulai meningkat, terutama di beberapa kawasan yang memiliki daya kompetisi yang relatif lebih tinggi, seperti di koridor timur Jakarta,
  • Tahun 2024, menjadi performa terbaik dalam lima tahun terakhir, melalui catatan permintaan lahan berkisar 312 ha,
  • Auto-related menjadi occupier yang paling aktif di akhir tahun 2024.

Country Head dari Knight Frank Indonesia, Willson Kalip menyebutkan, serapan lahan kawasan industri di 2024, menunjukan performa tertinggi sejak pandemi. “Memang, tidak dapat dipungkiri, gelombang masuknya manufaktur dari wilayah regional Asia, seperti Tiongkok, Vietnam, dan Korea Selatan memberikan dampak positif terhadap performa Kawasan Industri. Terlebih, perang dagang As-Tiongkok yang telah membawa relokasi pabrik ke wilayah Jawa Tengah,” ujarnya dalam keterangan resminya.

Di tengah kondisi tersebut, lanjutnya, saat ini pemerintah dan industrialist perlu menangkap peluang ini sebagai ‘golden opportunity’. Hal ini, mengingat sektor manufaktur akan menjadi katalis dalam menjaga performa sektor industri di Greater Jakarta dan nasional. (asp)

Baca Juga: Kawasan Industri Wajib Alokasikan 20% untuk IKM

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share via
Copy link