SIARDAILY, Jakarta – Bank Indonesia atau BI mengungkapkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada 2021, tetap rendah dan berada di bawah kisaran sasaran 3,0±1%. Inflasi IHK 2021 tercatat sebesar 1,87 persen (year on year/yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi IHK 2020 sebesar 1,68 persen (yoy).
Inflasi yang rendah pada 2021 tersebut, dipengaruhi oleh permintaan domestik yang belum kuat sebagai dampak pandemi Covid-19, pasokan yang memadai, dan sinergi kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah dalam menjaga kestabilan harga.
Menurut Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, seperti dikutip dari keterangannya, Selasa 3 Januari 2022, ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi sesuai kisaran targetnya 3,0±1% pada 2022.
Baca juga: Dewan Gubernur Putuskan BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 3,50%
Inflasi IHK Desember 2021 tercatat sebesar 0,57 persen (month to month/mtm). Inflasi tersebut meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 0,37 persen (mtm), dan lebih tinggi dari rerata inflasi Desember lima tahun sebelumnya sebesar 0,51 persen (mtm).
Meningkatnya tekanan inflasi IHK di akhir tahun, menurut Erwin yang juga menjabat Direktur Eksekutif BI, didorong kelompok inflasi volatile food dan administered prices. Inflasi inti tercatat 0,16 persen (mtm), relatif stabil dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,17 persen (mtm).
Inflasi kelompok volatile food tercatat sebesar 2,32 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 1,19 persen (mtm), sejalan pola musiman akhir tahun. Kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,45 persen (mtm), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,37 persen (mtm), seiring peningkatan permintaan angkutan udara pada Natal dan Tahun Baru.
Covid-19 Ikut Buat Inflasi 2021 Rendah
BI juga menyatakan, perkembangan Covid-19 memengaruhi inflasi pada 2021. Inflasi 2021 yang rendah dipengaruhi inflasi inti yang tercatat sebesar 1,56 persen (yoy), sedikit menurun dibandingkan inflasi inti tahun sebelumnya. Rendahnya inflasi inti, terutama dipengaruhi belum kuatnya permintaan domestik, seiring dengan kebijakan pembatasan mobilitas yang harus ditempuh untuk mencegah penyebaran Covid-19 di tengah pengaruh tekanan harga global ke domestik yang minimal.
Di sisi lain, kebijakan Bank Indonesia tetap konsisten menjaga ekspektasi inflasi terjangkar sesuai sasaran dan stabilitas nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya. Inflasi volatile food terkendali sebesar 3,20 persen (yoy), didukung ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi bahan pangan yang tetap terjaga serta sinergi kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas harga.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Masih di 14.120 per Dolar AS
Sementara itu, inflasi administered prices meningkat dari tahun lalu menjadi sebesar 1,79 persen (yoy), sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat pascapelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas. (as9)
Berikut, Infografis Inflasi Desember 2021: