Jembatan Kelok Sembilan, Payakumbuh, Sumatra Barat, dibangun menggunakan produk Semen Indonesia. (FOTO: SIG)
SIARDAILY, Jakarta – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, disingkat SIG mencatatkan pertumbuhan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 11,1 persen menjadi Rp562 miliar pada kuartal I tahun 2023, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp506 miliar.
Perseroan berkode saham SMGR itu juga mencatakan peningkatan pendapatan sebesar 4,5 persen menjadi Rp8,93 triliun pada kuartal I tahun 2023, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp8,55 triliun.
“Kinerja positif yang dicatatkan SIG pada kuartal I tahun 2023, menunjukkan keberhasilan strategi bisnis yang diterapkan perusahaan, sehingga mampu menjaga profitabilitas di tengah persaingan pasar yang ketat, pelemahan permintaan semen domestik, serta peningkatan biaya energi sebagai akibat dari tingginya harga batu bara dan bahan bakar minyak,” kata Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni dalam keterangan tertulisnya, Jumat 5 Mei 2023.
Baca Juga: RUPS Setuju Semen Indonesia Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun
Untuk mengatasi permintaan pasar yang terkontraksi dan tingginya biaya komoditas, kata Vita, SIG fokus mengelola permintaan di pasar pada level mikro dengan kehati-hatian melalui pendekatan yang unik, sesuai dengan karakteristik masing-masing pasar di setiap daerah yang dilayani dan didukung optimalisasi jaringan distribusi serta pengelolaan pelanggan.
Dalam pelaksanaannya, strategi tersebut terbukti tepat sasaran, serta membantu SIG dalam melakukan pengelolaan biaya dan pendapatan secara maksimal yang berkontribusi pada peningkatan profitabilitas perusahaan.
SIG, lanjutnya, juga berhasil menekan beban operasional yang ditopang penurunan beban penjualan. Kemampuan dalam mengelola arus kas juga telah membuat SIG berhasil menekan beban keuangan di tengah naiknya tingkat bunga pasar.
Selain itu, SIG juga berhasil memitigasi dampak kenaikan harga batu bara dengan mengamankan pasokan batu pada harga pasar domestik (DMO), sehingga postur biaya dapat lebih terkendali. Upaya ini dibarengi dengan pemanfaatan sumber energi alternatif secara lebih intensif dari limbah industri maupun sampah perkotaan, serta pemanfaatan teknologi panel surya.
Proses pengerjaan perbaikan jalur TransJakarta Koridor 1 menggunakan teknologi beton cepat kering SpeedCrete. (FOTO: SIG)
Menangkap Peluang
Sementara itu, menurut Vita, prospek industri bahan bangunan, khususnya semen, di tahun-tahun mendatang masih menjanjikan bagi Semen Indonesia, baik di segmen semen kantong maupun semen curah, meskipun masih terdapat situasi kelebihan pasokan.
Untuk semen kantong, pertumbuhan penduduk Indonesia sekitar satu persen per tahun akan menjadi pendorong permintaan fasilitas perumahan dalam jangka panjang. Terlebih lagi, angka kekurangan (backlog) perumahan mencapai lebih dari 12 juta unit pada 2022.
Sedangkan pertumbuhan di segmen semen curah, akan didorong program-program pembangunan infrastruktur yang terus dilanjutkan oleh Pemerintah Indonesia. Program besar yang akan menjadi salah satu faktor penggerak bagi segmen ini adalah pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Menurut Vita, untuk menangkap prospek pasar tersebut, SIG menyiapkan strategi bisnis di 2023, yang akan menyempurnakan strategi bisnis di tahun sebelumnya. Secara umum, SIG akan mengoptimalkan utilisasi produksi, baik melalui penjualan di pasar domestik maupun ekspor, dan terus berinovasi menciptakan diversifikasi produk, hingga peningkatan keunggulan operasional.
“SIG akan semakin sensitif terhadap kebutuhan pembangunan yang terus berkembang, sehingga mendorong perusahaan untuk terus berinovasi melengkapi portofolio produk. Keberadaan fasilitas produksi dan distribusi yang kuat dan luas, serta kekuatan finansial yang solid akan mendukung SIG dalam menjalankan operasional yang efektif dan efisien,” ujarnya. (asp)
Baca Juga: