Ilustrasi: Pengunjung melintasi salah satu toko ritel di Pasar Baru, Jakarta. (FOTO: Antara)
SIARDAILY, Jakarta – PT Colliers International Indonesia menyatakan pascapandemi akan menjadi angin segar bagi bisnis ritel. Bangkitnya aktivitas di mal, membuat posisi tawar pemilik properti menjadi lebih kuat dalam negosiasi, mengingat tingkat kunjungan ke mal telah kembali normal.
Selain itu, pihak retailer semakin percaya diri dengan secara aktif berekspansi dan membuka toko/outlet baru yang menarik.
Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto mengatakan, diproyeksikan adanya peningkatan kinerja penjualan dan jumlah pengunjung yang datang ke mal pada kuartal IV 2023, terutama untuk mal yang menjadi destinasi dan tempat belanja favorit.
“Hal ini, dipengaruhi adanya libur akhir tahun dan libur sekolah yang menjadi katalis bagi retailer untuk membuka gerai baru, baik yang permanen, temporary stores, ataupun island,” ujarnya, dalam keterangan resminya, Senin 6 November 2023.
Baca Juga : Potensial Pasar Perkantoran Sepanjang Jalur LRT Jabodebek
Dia menambahkan, berdasarkan pengamatan Colliers di beberapa mal, jumlah pengunjung, terutama di masa libur panjang akhir tahun nanti, bisa saja mengalami pertumbuhan sekitar 20 – 30 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. “Namun, estimasi ini bersifat situasional dan jumlah pengunjung ke mal diperkirakan kembali menurun usai libur akhir tahun dan libur sekolah,” ujar Ferry.
Ferry menambahkan, secara keseluruhan, proyeksi rerata kinerja pasar ritel di 2024, masih cenderung stabil. Tambahan pasok baru akan berpengaruh kepada proyeksi rerata okupansi. Sebagian landlord diperkirakan mulai percaya diri menaikkan harga sewa dan service charge. “Namun, sebagian lainnya sepertinya masih akan menahan biaya sewa untuk mendorong tingkat hunian terlebih dahulu naik ke level yang lebih sehat atau aman,” kata dia.
Sejalan dengan konsep ritel yang terus berkembang, lanjutnya, landlord pun juga melakukan peninjauan kembali terhadap tipe atau jenis penyewa, guna mengoptimalkan alokasi ruang yang tersedia. Konsep konvensional retailer besar, seperti hipermarket dan department store, secara bertahap mulai berubah dan kurang diminati.
Perubahan ini, kata Ferry, membuka peluang untuk memperkenalkan lebih banyak toko yang menjual barang khusus, sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan sewa. Selain itu, optimasi lokasi dapat dicapai dengan cara menarik penyewa yang tidak membutuhkan area besar, sehingga memberikan kontribusi pendapatan yang signifikan bagi pemilik mal.
“Meningkatnya kepercayaan diri, tercermin juga pada usaha retailer untuk melakukan ekspansi, seperti beberapa merek internasional yang menunjukan minat ekspansi di Indonesia. Umumnya, di wilayah Jakarta dan sekitarnya masih menjadi pilihan atau destinasi utama untuk membuka toko,” ungkap Ferry. (asp)
Baca Juga : Lima Alasan Apartemen TOD Lebih Diminati