Ruangan data center. (FOTO: Diskominfo Kota Bogor)
SIARDAILY, Jakarta – Permintaan akan ruangan untuk data center pada tahun depan (2025), diprediksi melonjak, khususnya dari perusahaan-perusahaan teknologi dan informatika.
The Wealth Report mengungkapkan, lokasi diperkirakan terkonsentrasi yang berdekatan dengan kawasan industri hingga kampus atau hub teknologi yang terjalin erat dengan riset dan pengembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Dikutip dari laporan Knight Frank Indonesia, Kamis 16 Mei 2024, pada tahun lalu (2023), area Jabodetabek menyaksikan dominasi permintaan ruang data center yang cukup signifikan, hingga 33 persen dari penyerapan pasar. Tren ini juga bertahan dalam tiga tahun terakhir, mengindikasikan pertumbuhan yang terjaga dari infrastruktur data di dalam kawasan-kawasan industri di Greater Jakarta.
Baca Juga: Data Center Area31 Gunakan Konsep Bunker Militer
Menurut Laporan Asia-Pacific Data Centres 2023, merebaknya kemunculan AI tahun ini mengirim gelombang kejut ke seluruh pasar data center global, dengan tingkat penyerapan yang menyentuh rekor dan peningkatan quantum yang dilaporkan di Amerika Serikat dengan Eropa dan Asia diperkirakan segera menyusul.
Indikasi-indikasi awal adalah pasar-pasar seperti Johor, Mumbai, dan Jakarta, yang akan diuntungkan dari semakin berkembangnya AI dengan dukungan biaya tanah dan energi yang relatif masih terjangkau.
Kendati demikian, para operator harus secara proaktif mengoordinasikan pendekatan-pendekatan mereka dalam melobi perusahaan untuk meningkatkan produksi energi, karena diperlukan produksi energi hingga bergiga-giga wat dan distribusinya di seluruh pasar data center utama untuk memenuhi permintaan ini.
Dengan diadopsinya teknologi cloud yang terus meningkat di wilayah Asia Pasifik, permintaan jasa untuk data center semakin melonjak. Pasar-pasar tingkat kedua, dengan dukungan pemerintah, perubahan-perubahan regulasi, dan insentif pajak semakin mendukung berkembangnya wilayah-wilayah teknologi cloud baru, meningkatkan persaingan para operator data center untuk mengkapitalisasi ketidakseimbangan antara persediaan dan permintaan yang ada.
Penyerapan yang kuat, terus tercatat di sebagian besar pasar tingkat pertama, karena perusahaan-perusahaan yang masih berkomitmen untuk memiliki hosting komputasi virtualnya, baik pada platform China atau Amerika Serikat.
Walaupun tingkat penggunaan data Indonesia saat ini masih rendah, di bawah 1 watt per kapita dibandingkan 10-100 watts per kapita di negara-negara Asia lainnya, Indonesia menunjukkan potensi pertumbuhan yang substansial. Hal ini terbukti dari penyerapan ruang data center yang tinggi di area-area Jabodetabek, dan menjadikan penyerapan data center sebagai yang paling aktif dalam beberapa tahun terakhir.
The Wealth Report juga menggarisbawahi daya tarik investasi di sektor industri dan ritel, seperti diindikasikan dalam survei perilaku pasar. Sejalan dengan temuan tersebut, ekspansi kawasan-kawasan industri mencatat pertumbuhan yang stabil di kisaran dua persen selama tiga tahun terakhir di Greater Jakarta, mengalahkan tantangan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi.
Potensi dari investasi ini juga tidak luput dari individu-individu berpengaruh, atau yang umumnya dikenal sebagai “crazy rich”, yang lekat mengawasi sektor-sektor menjanjikan seperti real estate.
Menurut the Wealth Report, populasi Ultra High Net Worth Individuals (UHNWI) dan individu High Net Worth (HNWI) di Indonesia diperkirakan melampaui pertumbuhan populasi global, yaitu akan meningkat dari 28 persen menjadi 34 persen dalam lima tahun ke depan. Hal ini mencerminkan semakin meningkatnya daya tarik investasi di sektor properti bagi para elit berpengaruh Indonesia. (asp)
Baca Juga: Pemerintah Bangun Kantor Otorita IKN, Masjid dan Memorial Park