Kripik Tempe Kahla, produk unggulan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kahla.(FOTO: Pertamina)

Keripik Tempe Kahla Mendunia

Sukabumi, SIARD – Keripik Tempe Kahla, produk unggulan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kahla menembus pasar global. Pasalnya, produk olahannya yang merupakan makanan khas Indonesia ini berhasil diekspor ke Arab Saudi.

Keripik Tempe Kahla menjadi mitra binaan Pertamina sejak tahun 2020, melalui Program Pendanaan Usaha Mikro Kecil (PUMK).

Selama menjadi mitra binaan Pertamina, Keripik Tempe Kahla mendapatkan pembekalan ekspor oleh Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP) Kementerian Perdagangan, serta ikut dalam berbagai pameran nasional maupun internasional.

Keripik Tempe Kahla berasal dari Kabupaten Sukabumi. Berkat pendampingan dan program pengembangan dari Pertamina, UMKM ini berhasil meningkatkan kapasitas produksi, memperbaiki kualitas produk, serta memenuhi standar ekspor internasional.

“Ekspor perdana ini merupakan pencapaian luar biasa bagi Keripik Tempe Kahla dan bagi ekosistem UMKM di Indonesia. Kami bangga bisa membawa produk lokal ke pasar global dan berharap ini menjadi awal yang baik untuk ekspor selanjutnya,” ujar Vivi Herviany, pemilik Kripik Tempe Kahla, belum lama ini.

Baca Juga: Ummi Salamah Sukses Jual Jamu Akar Jawi ke Mancanegara

Sementara itu, PT Pertamina (Persero) turut mengantarkan UMKM binaan Go Global dalam ekspor perdana Keripik Tempe Kahla ke Arab Saudi. Momen pelepasan ekspor makanan khas Indonesia ini dilakukan Pertamina didampingi oleh Pemerintah Daerah, Kementerian dan Lembaga relevan yang mendukung proses ekspor tersebut pada Kamis 6 Februari 2025.

Keripik Tempe Kahla merupakan produk unggulan UMKM Kahla yang sudah menjadi binaan Pertamina sejak tahun 2020. Ekspor keripik tempe ini merupakan hasil dari penandatanganan kerja sama dengan buyer asal Arab Saudi saat ekspo perdagangan pada Oktober 2024 lalu.

“Kami sangat bangga dengan pencapaian Keripik Tempe Kahla menembus pasar international. Momentum ini menjadi bukti bahwa produk UMKM Indonesia, khususnya binaan Pertamina mampu bersaing dan diminati di pasar internasional,” ujar VP CSR & SMEPP Management Pertamina, Rudi Ariffianto dalam keterangan resminya, Sabtu 8 Februari 2025.

Rudi menambahkan, melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), Pertamina terus berkomitmen mendukung pertumbuhan UMKM agar dapat naik kelas dan berdaya saing di pasar global.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso juga mengungkapkan, kegiatan TJSL Pertamina sejalan dengan Asta Cita Pemerintahan Prabowo untuk meningkatkan lapangan kerja, mendorong kewirausahaan, serta mengembangkan industri kreatif.

“Kami berharap, mendunianya Kripik Tempe Kahla ini bisa menjadi inspirasi bagi UMKM lainnya untuk terus produktif, meningkatkan kualitas dan optimistis menjangkau pasar dunia,” ujarnya.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian aktif memacu pelaku industri dalam negeri untuk melebarkan sayapnya ke pasar mancanegara melalui perdagangan ekspor. Upaya ini juga ditujukan kepada pelaku industri kecil dan menengah (IKM), dengan berbagai program strategis yang difasilitasi Kemenperin, di antaranya program pendampingan, sertifikasi hingga pembukaan akses promosi ke pasar internasional.

Kahla Global Persada, IKM pangan asal Sukabumi yang memanfaatkan program Kemenperin tersebut dan berhasil melakukan ekspor. IKM ini sukses melakukan ekspor perdana produk keripik tempe ke Arab Saudi.

“Kami memberikan apresiasi kepada CV. Kahla Global Persada yang telah memberikan contoh tentang kegigihan dan kisah sukses pelaku IKM yang mampu terus berkembang, hingga berhasil menembus pasar internasional dan semoga capaian ini dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin 10 Februari 2025.

Reni menambahkan, IKM pangan selama ini memainkan peranan penting sebagai komponen pemberdayaan masyarakat di Indonesia. “Selain untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, terbuka pula peluang produk-produk IKM pangan Indonesia bisa menembus pasar ekspor,” ujarnya.

Reni juga mengungkapkan, agar pelaku IKM bisa semakin berdaya saing global, mereka perlu menyiapkan diri dengan terus meningkatkan kualitas produk, membangun branding, melakukan adaptasi teknologi dan berinovasi, serta membaca tren dan kebutuhan pasar di dalam maupun luar negeri. Apalagi, pemerintah menjadikan IKM sebagai salah satu sektor prioritas dalam memajukan ekonomi nasional.

“Kemenperin melalui Ditjen IKMA, terus melakukan pembinaan terhadap IKM pangan dengan berbagai insentif dan program kegiatan yang strategis untuk mendorong pelaku IKM Indonesia semakin unggul, mampu menghadapi persaingan tinggi dan menjadi rantai supply bagi industri besar,” tuturnya.

Di samping itu, Kemenperin berupaya mendukung dan meningkatkan kemampuan IKM pangan dalam memasarkan produk-produk yang berorientasi ekspor sesuai dengan kebutuhan pasar dan kualitas yang diinginkan buyer. “Salah satunya dengan mendorong para pelaku IKM pangan untuk memenuhi kriteria ekspor produk IKM pangan,” lanjut Reni.

Ekspor perdana Keripik Tempe Kahla. (FOTO: Pertamina)

Ekspor Tempe Tembus 720 Ton

Sementara itu, Direktur IKM Pangan, Furnitur dan Bahan Bangunan, Bayu Fajar Nugroho menyebutkan, kinerja ekspor tempe dari Indonesia pada 2023, untuk produk tempe dengan HS 21069097, mencapai angka 720,68 ton dengan nilai USD2,43 juta. Jumlah ini mengalami peningkatan 35,47 persen (year on year) dibanding tahun sebelumnya (2022) yang mencapai 533,8 ton dengan nilai USD1,64 juta.

“Indonesia juga mengekspor produk tempe dalam bentuk keripik, namun belum terdapat kode HS khusus untuk produk keripik tempe. Sebagai gambaran, nilai dari ekspor 20 feet produk keripik tempe saat ini adalah sebesar USD16.525,52 atau setara Rp269.514.706,” ungkap Bayu.

Bayu mengaku bahwa CV. Kahla Global Persada merupakan salah satu IKM olahan tempe binaan Ditjen IKMA yang mendapatkan fasilitasi bimbingan, pendampingan dan sertifikasi HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) pada tahun 2021, serta fasilitasi restrukturisasi mesin dan peralatan pada 2020, dengan nilai bantuan potongan harga sebesar Rp11.475.000.

“Fasilitasi bimbingan, pendampingan dan sertifikasi HACCP merupakan kegiatan yang berkesinambungan dengan tujuan untuk memperkuat produk IKM, khususnya makanan agar mampu bersaing secara global dengan adanya jaminan keamanan dan mutu pangan,” jelas Bayu.

Fasilitasi pengembangan produk adalah salah satu aspek penting yang perlu dilakukan dalam upaya membentuk IKM agar bisa lebih berdaya saing. Dengan produk dan SDM yang berkualitas, para pelaku IKM akan dapat memenuhi kriteria pasar ekspor.

Dengan berbagai pembinaan yang didapatkan, saat ini CV. Kahla Global Persada memiliki 15 orang karyawan dengan kapasitas produksi sebesar 31.000 pcs per bulan, dan sudah memiliki potensi pasar ekspor ke beberapa negara lainnya seperti Kanada, Norwegia, Malaysia, Australia, Belanda, Filipina, Vietnam, Hongkong, Singapura, Jepang, Swiss, Korea Selatan, dan Arab Saudi.

“Keterbukaan ekonomi sebagai implementasi berbagai kesepakatan perdagangan bebas, membuat pasar Indonesia terkoneksi dengan pasar internasional dan membuka peluang lebih besar bagi ekspor Indonesia termasuk produk IKM,” tutur Bayu. (asp)

Baca Juga:

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share via
Copy link