SIARDAILY, Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan program kerja melalui belanja infrastruktur PUPR.
Seperti, pembangunan dan pemeliharaan bendungan, irigasi, jalan, jembatan, sanitasi, sistem air minum, penataan kawasan, infrastruktur di kawasan strategis pariwisata, rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam rangka meningkatkan daya saing,sekaligus mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat Pandemi Covid-19.
Tercatat sesuai data emonitoring hingga 31 Desember 2021, dari total pagu anggaran tahun 2021 sebesar Rp152,09 triliun telah terealisasi penyerapan anggaran program sebesar Rp143,29 triliun atau 94,21 persen.
Baca juga: Proyek yang Dibiayai Belanja Infrastruktur PUPR (sumber: KemenPUPR)
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengingatkan, agar terus meningkatkan kualitas belanja APBN dengan memperhatikan tiga prinsip reformasi anggaran belanja, yakni ekonomis (spending less), efektif (spending well), yakni tepat sasaran dan efisien (spending wisely).
“Pada masa Pandemi Covid-19 ini, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan akibat dari turunnya investasi, demikian juga ekspor impor, sehingga untuk menunjang pertumbuhan ekonomi, pemerintah mengandalkan belanja APBN untuk pembangunan infrastruktur,” kata Menteri Basuki, dikutip dari keterangannya, Sabtu 1 Januari 2022.
Dari total anggaran tahun 2021 itu, juga termasuk dari program pembangunan infrastruktur dengan skema Padat Karya Tunai (PKT). Program tersebut di antaranya untuk pembangunan irigasi kecil, sanitasi, jalan produksi, dan rumah swadaya. Khusus untuk program PKT, realisasinya mencapai 89,59 persen atau senilai Rp21,74 triliun dengan serapan 1,52 juta tenaga kerja dari total anggaran PKT tahun 2021 senilai Rp24,27 triliun dengan target menyerap 1,23 juta tenaga kerja.
“Program Padat Karya Tunai Kementerian PUPR dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur yang melibatkan masyarakat/warga setempat sebagai pelaku pembangunan, khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi,” tambah Menteri Basuki.
Menteri Basuki menekankan, program ini bertujuan untuk mendistribusikan dana hingga ke desa, menjaga daya beli masyarakat serta menyerap tenaga kerja. Terdapat 20 kegiatan yang diharapkan dapat membantu mempercepat program Pemulihan Ekonomi Nasional pasca Pandemi Covid-19.
Selain PKT yang menjadi program utama untuk mendukung PEN, juga terdapat empat program lainnya, yakni dukungan pengembangan pariwisata sebesar Rp3,01 triliun dengan progres 99,12 persen, ketahanan pangan Rp24,82 triliun dengan progres 96,39persen, dukungan pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang sebesar Rp1,7 triliun dengan progres 98,85 persen, dan Information and Communication Technologies (ICT) sebesar Rp162 miliar dengan progres 97,62 persen. (as9)
Baca juga: Bendungan Randugunting Rp880 Miliar Beri Manfaat Tiga Kabupaten Jateng